REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Polisi Rusia menahan sekitar 200 orang termasuk beberapa tokoh oposisi terkemuka pada pertemuan politisi independen dan oposisi di Moskow pada Sabtu (13/3). Penahanan dilakukan di tengah tindakan keras terhadap sentimen anti-Kremlin, menyusul penangkapan dan pemenjaraan politisi oposisi Alexei Navalny.
Forum Moskow adalah pertemuan para deputi kota dari seluruh negeri, yang dijadwalkan pada Sabtu (13/3) dan Ahad (14/3). Penyelenggara forum itu adalah Direktur Eksekutif Open Russia Andrei Pivovarov. Open Russia adalah sebuah kelompok yang berbasis di Inggris dan didirikan oleh mantan taipan yang diasingkan dan merupakan kritikus Kremlin, Mikhail Khodorkovsky.
Saat forum berlangsung, polisi memasuki gedung dan mulai menahan peserta. Dalam sebuah rekaman video dari TV Rain dan kantor berita Rusia menunjukkan, polisi membawa mereka ke sebuah mobil van yang menunggu di luar gedung.
Kementerian Dalam Negeri Rusia mengkonfirmasi bahwa 200 orang telah ditahan dan penyelidikan sedang dilakukan. Polisi mengatakan, mereka yang ditahan tidak mengikuti prosedur kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran virus korona. Namun dalam rekaman video menunjukkan sebagian besar dari mereka yang ditahan mengenakan masker.
"Sebagian besar peserta tidak memiliki alat pelindung diri. Anggota organisasi yang aktivitasnya dianggap tidak diinginkan di wilayah Rusia termasuk di antara peserta," kata pernyataan polisi.
Open Russia adalah satu dari lebih dari 30 grup yang dicap oleh Moskow sebagai tidak diinginkan dan dilarang berdasarkan undang-undang yang diadopsi pada 2015. Wakil Presiden Free Russia Foundation Vladimir Kara-Murza membagikan sejumlah foto yang diambilnya dari dalam mobil polisi. TV Rain mengatakan, mantan Walikota Yekaterinburg, Yevgeny Roizman dan anggota dewan kota Moskow Yulia Galyamina juga ditahan.