Ahad 14 Mar 2021 08:42 WIB

100 Juta Warga AS Sudah Vaksinasi Covid-19

CDC nyatakan lebih dari 101 juta suntikan sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nora Azizah
CDC nyatakan lebih dari 101 juta suntikan sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
CDC nyatakan lebih dari 101 juta suntikan sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lebih dari 100 juta warga Amerika Serikat (AS) telah menerima suntikan dosis awal vaksin Covid-19. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan lebih dari 101 juta suntikan telah dilakukan sejak program inokulasi dimulai akhir tahun lalu.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 35 juta orang atau sekitar 10,5 persen dari populasi AS telah "divaksinasi penuh".  Presiden Joe Biden berjanji untuk mengambil pendekatan yang lebih keras dalam mengatasi pandemi daripada pendahulunya Donald Trump. Biden berjanji untuk mengelola 100 juta suntikan Covid-19 dalam 100 hari pertamanya menjabat sebagai presiden.

Baca Juga

Biden ingin memenuhi tujuannya untuk memberikan 100 juta suntikan vaksin Covid-19 pada hari ke-60 pertamanya sebagai presiden. "Tidak ada negara lain di dunia yang melakukan ini. Tidak ada," ujarnya, dilansir Aljazirah, Ahad (14/3).

Dorongan Biden untuk mempercepat vaksinasi warga Amerika muncul ketika kelompok hak asasi manusia menuntut lebih banyak keadilan vaksin secara global. Karena negara-negara yang lebih kaya mengamankan jutaan dosis untuk warganya, sementara negara-negara yang lebih miskin belum mendapatkan vaksin.

Afrika Selatan, India, dan lebih dari 100 negara lain meminta Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk sementara mencabut hak paten vaksin Covid-19, sehingga mereka dapat menginokulasi populasi mereka. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (11/3), Amnesty International mengatakan miliaran orang berisiko tidak menerima satu pun suntikan Covid-19 tahun ini.

Amnesty Internasional mengatakan, negara-negara kaya telah membeli sebagian besar vaksin Covid-19 meskipun hanya menyumbang 16 persen dari populasi dunia. Sejauh ini negara-negara yang sama juga memberikan 60 persen dosis, sementara 100 negara belum menginokulasi satu orang pun.

"Sejauh ini mereka telah menciptakan situasi berbahaya dengan ketidaksetaraan global dalam akses vaksin yang tidak terkendali. Beberapa negara kaya berlomba di depan, sementara negara-negara lain di dunia berjuang untuk keluar dari garis start," ujar Kepala Ekonomi dan Keadilan Sosial Amnesty Internasional Stephen Cockburn.

Kantor berita Associated Press melaporkan, ketika infeksi Covid-19 menurun secara nasional, gubernur di lebih dari setengah negara bagian telah mengambil beberapa tindakan untuk mengakhiri atau melonggarkan pembatasan. Pada Jumat (12/3), Maryland dan Oklahoma mencabut pembatasan sosial. Sementara, Michigan, Minnesota, New Jersey, New York dan Wyoming melonggarkan pembatasan pada minggu mendatang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement