REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Italia menargetkan 80 persen dari populasinya dapat menerima suntikan vaksin Covid-19 pada akhir September. Hal ini menyusul kritik tentang lambatnya peluncuran kampanye vaksinasi virus korona di Italia sebagai salah satu negara yang paling parah terkena dampak di Eropa.
Seorang jenderal militer dan komisaris khusus baru untuk virus korona, Francesco Paolo Figliuolo merilis rencana nasional untuk mengelola 500 ribu dosis sehari dengan kapasitas penuh. Sejauh ini sekitar 1,95 juta orang Italia atau sekitar 3,8 persen dari populasi yang memenuhi syarat, telah diberikan dua dosis suntikan vaksin Covid-19. Hal ini memicu kritik publik tentang lambatnya peluncuran dan mendorong penunjukan Figliuolo.
Italia mengharapkan dapat menerima peningkatan jumlah vaksin, dengan total pengiriman dari 15,7 juta dosis pada kuartal pertama, menjadi 52,5 juta antara April dan Juni. Kemudian pengiriman vaksin pada kuartal ketiga mencapai 84,9 juta.
Figliuolo berencana untuk memoerluas keterlibatan tenaga kesehatan untuk melakukan penyuntikan. Dia akan menjalin kesepakatan dengan dokter gigi, dokter junior, dan dokter dari Federasi Kedokteran Olahraga Italia untuk melakukan inokulasi. Selain itu, Italia akan menggunakan barak militer, tempat produksi, gerai ritel skala besar, pusat kebugaran, sekolah, dan fasilitas gereja Katolik sebagai pusat vaksinasi.
Sekitar di bawah 51 juta orang Italia memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin. Sekitar 60 persen dari mereka dapat menerima vaksin pada akhir Juli. Patheon Thermo Fischer, bagian dari Thermo Fischer Scientific yang terdaftar di AS, siap meluncurkan produksi massal vaksin Covid-19 di Italia.
Italia telah mencatat 101.881 kematian sejak pandemi virus korona muncul di negara itu pada Februari 2020. Italia mencatat jumlah korban tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris dan tertinggi ketujuh di dunia. Sampai saat ini, Italia telah dilaporkan 3,2 juta kasus infeksi virus korona.