REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masalah vaksinasi di dunia adalah ketersediaan vaksin. Hal inilah yang menyebabkan pemberian vaksin harus dilakukan secara bertahap dan memiliki prioritas.
"Masalahnya bukan vaksinasi, tapi masalah produksi vaksinnya. Vaksin ini masalah rebutan di seluruh dunia. Mungkin baru 50-60 negara yang dapat dari 160 negara," kata Budi, saat menjadi pembicara kunci di webinar Kupas Tuntas Vaksinasi Covid-19, Ahad (14/3).
Budi menjelaskan, penduduk di dunia berjumlah 7,5 miliar orang, sementara target herd immunity, yakni 70 persen penduduk divaksinasi atau 5,5 miliar orang. Sedangkan vaksinasi perlu dilakukan sebanyak dua kali sehingga membutuhkan 11 miliar dosis. Padahal, kapasitas produksi vaksin di dunia sekitar 3 miliar dosis.
Menurut Budi, negara-negara maju saat ini juga kesulitan mendapatkan vaksin. Sebagian besar negara memfokuskan vaksin yang mereka produksi untuk masyarakatnya sendiri.
Vaksin di dunia diperkirakan akan mengalami peningkatan produksi pada semester kedua tahun ini. "Semester kedua, di situ akan ada akselerasi dan itu kita benar-benar keroyokan," kata Budi.
Saat ini, Indonesia beruntung bisa mendapatkan vaksin, yang sejauh ini bermerek Sinovac dan AstraZeneca. Pada Januari-Februari lalu, Indonesia mendapatkan 3 juta dosis vaksin.
Budi mengatakan, tidak mungkin melakukan vaksinasi pada 1 juta orang per hari karena vaksin akan langsung habis selama tiga hari. Karena itu, vaksinasi yang bisa dilakukan maksimal kepada 500 ribu orang.
Sementara itu, pada Maret-April vaksin yang datang ke Indonesia diperkirakan sebanyak 10 juta dosis. Walaupun meningkat dari bulan sebelumnya, proses vaksinasi tidak bisa dilakukan langsung 1 juta sehari.
Kemenkes pun kemudian mengatur agar 10 juta dosis vaksin itu bisa diberikan bertahap selama 1,5 bulan. Budi berharap masyarakat Indonesia bersabar terkait proses mendapatkan vaksin.
Saat ini, vaksinasi dilakukan dengan prioritas, yaitu orang-orang yang berisiko lebih tinggi terpapar Covid-19. "Nomor 1 diberikan ke tenaga kesehatan karena mereka setiap hari bertemu dengan virus. Prioritas kedua lansia. Kenapa? Dari 100 orang kena hampir 50 persen wafat. Jadi kita harus kasih lansia dulu," kata dia lagi.