Ahad 14 Mar 2021 20:37 WIB

Peran Keagamaan Serba Maskulin, Islam Diskriminatif?

Islam memberikan porsi peran lebih besar kepada kaum laki-laki

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Islam memberikan porsi peran lebih besar kepada kaum laki-laki. Ilustrasi imam sholat.
Foto: AP
Islam memberikan porsi peran lebih besar kepada kaum laki-laki. Ilustrasi imam sholat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam kerap dipandang memiliki formulasi hukum yang cenderung menguntungkan kaum pria.

Aturan seperti larangan wanita mengimami laki-laki dalam sholat, aturan shaf sholat yang mengharuskan wanita berada di belakang laki-laki serta kewajiban seorang istri pada suaminya, sering dipandang sebagai partiarkal yang menggiring perempuan menjadi golongan submisif yang dikesampingkan perannya. Karena alasan ini pula, berbagai gerakan feminisme bermunculan, dan bertujuan menghilangkan subordinasi dan budaya patriarki. 

Baca Juga

Meski begitu, Aini Aryani, Lc, peneliti di Rumah Fiqih Indonesia menganggap bahwa aturan tersebut tidak membuat lelaki menjadi lebih mulia di hadapan Allah SWT, hanya karena menjadi imam sholat atau menjadi kepala rumah tangga.“Karena masing-masing, baik lelaki maupun perempuan, diberi ganjaran yang sama dalam melaksanakan tugas yang telah dibagi oleh Allah SWT,” kata dia.

“Bukan sebuah diskriminasi ketika wanita tidak boleh menjadi imam sholat bagi laki-laki, atau ketika Dia harus berdiri di shaf sholat yang berada di belakang laki-laki. Karena itu semata-mata bertujuan agar prosesi penyerahan diri dihadapan Allah berjalan dengan lebih tunduk, khusyu’ dan sakral. Bukan untuk ditafsirkan sebagai penempatan derajat wanita sebagai kelas kedua dalam kehidupan sosial,” jelasnya yang dikutip di Rumah Fiqih Indonesia, Rabu (24/2).