REPUBLIKA.CO.ID, Oleh KH Muhammad Afifuddin Dimyathi*
Alquran tidak henti-hentinya menampilkan keindahan dalam bertutur dan menyajikan makna, keserasian penempatan kata perkata, kalimat per kalimat, dan ayat per ayat senantiasa mengundang kekaguman para pemerhati dan pengkajinya.
Penempatan tata urut kata yang seakan tampak biasa dalam bacaan kita, ternyata di dalamnya mengandung isyarat penting yang menegaskan keteraturan makna yang diinginkan Alquran, sehingga rangkaian ayatnya nampak kohesif dan koheren.
Sebagian kecil contohnya, misalnya bisa kita temukan dalam ayat yang sudah biasa kita baca, firman Allah Al-Baqarah 286:
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنا
"(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami."
Dalam ayat di atas, Kita bisa melihat kesesuaian dan indahnya tata urut ungkapan Alquran, masing-masing kalimat dalam ungkapan:
وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنا dihubungkan dengan rangkaian ungkapan sebelumnya secara runtut.
- Ungkapan {وَاعْفُ عَنَّا} "Maafkanlah kami" dihubungkan dengan kalimat pertama
{لا تُؤَاخِذْنا} "Jangan hukum kami."
- Ungkapan {وَاغْفِرْ لَنَا} "ampunilah kami" dihubungkan dengan kalimat kedua:
{وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا} "Janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat."
- Dan ungkapan {وَارْحَمْنَا} "Dan rahmatilah kami" dihubungkan dengan kalimat ketiga dalam doa, yaitu:
{وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ} "Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya."
Letak keserasiannya adalah konsekuensi yang sesuai dengan permohonan agar tidak dihukum karena lupa atau kelalaian adalah permohonan maaf,
dan konsekuensi yang sesuai dengan permohonan agar tidak dibebani dengan beban yang berat adalah permohonan pengampunan, sedangkan konsekuensi yang sesuai dengan permohonan agar tidak diberi pikulan yang tidak sanggup dipikul adalah permohonan rahmat. Sehingga susunan kalimat-kalimat di atas nampak sangat kokoh dan saling terkait satu sama lain.