Redaktur Republika Ajak Menulis untuk Sebar Luaskan Wakaf

Red: Erik Purnama Putra

Jurnalis dan redaktur media Republika, Fernan Rahadi mengisi materi webinar tentang wakaf, Sabtu (13/3).
Jurnalis dan redaktur media Republika, Fernan Rahadi mengisi materi webinar tentang wakaf, Sabtu (13/3). | Foto: Istimewa

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) perlu didukung dengan memasifkan edukasi dan sosialisasi melalui tulisan. Hal itu lantaran wakaf sebagai salah satu instrumen keuangan sosial Islam berpotensi besar, yang saat ini digalakkan berbagai pihak, termasuk pemerintah.

Webinar bertajuk 'Wakaf Kita Hari Ini' dilaksanakan melalui Zoom Cloud Meeting, yang dihadiri  peserta dari berbagai latar belakang yang ingin mempelajari penulisan bidang wakaf. Pendiri sekaligus direktur WaCIDS (Waqf Center for Indonesian Development and Studies), Lisa Listiana mengajak para peserta yang memiliki ketertarikan riset di wakaf untuk bergabung di WaCIDS.

Menurut Lisa, WaCIDS merupakan lembaga riset dan think tank independen dengan visi besar untuk menjadi pusat pengkajian dan pengembangan wakaf di Indonesia secara strategis. Dia menjelaskan, webinar menulis diadakan sebagai upaya WaCIDS mengajak semakin banyak orang menulis tentang wakaf baik di jurnal ilmiah dan media.

"Jadikanlah menulis ini sebagai bentuk ekspresi diri, gagasan, penunjang keterampilan, dan menambah jaringan. Ini adalah the very first milestone untuk kemudian terus berproses dan belajar tentang wakaf secara berkelanjutan." kata Wakil Direktur WaCIDS Imam Wahyudi Indrawan saat menyampaikan materi kegiatan Webinar Menulis WaCIDS di Bogor, Sabtu (13/3).

Jurnalis dan redaktur Harian Republika, Fernan Rahadi selaku pemateri lainnya, menjelaskan tentang tips dan trik dalam meningkatkan kualitas tulisan. Dengan begitu, tulisan berpeluang diterima dan dimuat di media massa.

"Penulis pemula bisa mencoba untuk menulis berita, karena berita bukan hanya untuk wartawan, tapi juga masyarakat umum, yang terpenting memuat empat nilai berita, yaitu aktual, faktual, penting, menarik," kata jurnalis yang sedang menempuh pendidikan magister di Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.

Menurut Fernan, cara terbaik menulis adalah dengan mulai praktik menulis. Semakin banyak berlatih, sambung dia, semakin bagus hasilnya. Dia menegaskan, ilmu kepenulisan menjadi penting bagi para praktisi maupun akademisi wakaf agar mereka dapat memperluas dakwahnya.

Melalui tulisan yang dipublikasikan di berbagai media, kata Fernan, dapat memberi dampak positif bagi lebih banyak pembaca. "Bukan hanya berupa artikel ilmiah, penggiat wakaf juga perlu memiliki kemampuan untuk menulis artikel populer seperti berita dan opini," kata Fernan.

Webinar ini merupakan hasil kolaborasi WaCIDS, FoSSEI (Forum Silaturrahim Studi Ekonomi Islam) Nasional, dan Yayasan Visi Peradaban Madani. Acara dimulai pada pukul 13.30 WIB oleh moderator, Iffah Hafizah selaku pengurus FoSSEI. Iffah menuturkan, menulis adalah bekerja untuk keabadian.

"Kita perlu belajar menyampaikan gagasan melalui tulisan terutama dalam mensosialisasikan wakaf agar lebih berkembang di Indonesia untuk memberi lebih banyak kebermanfaatan, insya Allah," kata Iffah.

Terkait


Bertemu Jodoh di Ujian Jadi Wartawan

Konsep Wakaf Mushtarak Dinilai Bisa Jadi Solusi

Integrasi Zakat Wakaf dan Sistem Pembayaran Digital

Darurat Militer Aceh, 'Diculik Jenderal'

Mendanai Proyek Strategis dengan Wakaf Uang

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark