Senin 15 Mar 2021 10:36 WIB

Awal Pekan, Harga Emas Antam Terkoreksi Rp 2.000 per Gram

Awal pekan lalu, harga emas Antam sempat terbang cukup tinggi.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan menunjukkan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: GALIH PRADIPTA/ANTARA
Karyawan menunjukkan emas batangan di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas produksi Antam kembali turun tipis melanjutkan penurunan yang sudah terjadi dalam empat hari terakhir. Padahal, pada awal pekan lalu, harga emas Antam sempat terbang cukup tinggi hingga selisih Rp 15 ribu per gram. 

Pada Senin (15/3) ini, harga emas di pasar dalam negeri dijual di level Rp 924 ribu per gram, turun Rp 2.000 dibanding perdagangan Sabtu (13/3). Sementara, harga perak tidak bergerak di level Rp 12.900 per gram. 

Baca Juga

Secara umum pergerakan harga emas Antam saat ini masih melanjutkan tren penurunan. Rekor harga emas Antam tertinggi tercapai pada 7 Agustus 2020 dengan Rp 1,065 juta per gram. Sementara, harga emas di pasar dalam negeri dalam tiga pekan belakangan sudah setara dengan harga pada Juni-Juli 2020 lalu. 

Melonjaknya harga emas Antam hari ini sejalan dengan kondisi pasar dunia. Dikutip Reuters, harga emas dunia tidak banyak bergerak pada kisaran 1.732,02 dolar AS per troi ons. Sedangkan, emas berjangka justru naik lebih tinggi ke level 1.730,9 dolar AS per troi ons.  

Harga emas di pasar dunia saat ini juga masih jauh di bawah angka psikologis 1.900 dolar AS per troi ons untuk membawa kembali harga emas domestik ke kisaran Rp 1 juta per gram. Harga emas di Indonesia memang banyak dipengaruhi pergerakan harga emas dunia, yang juga mudah terpengaruh sentimen ekonomi. 

Baca juga : Mencari Kesalahan Alquran, Wanita Ini Malah Jadi Mualaf 

Harga emas telah melonjak 23 persen hanya dalam tahun 2020 saja sebagai akibat ramainya minat investor menjadikan emas sebagai aset lindung nilai. Namun, pada 2021 ini, kondisinya bisa berbeda. Peningkatan yang terjadi tahun lalu tidak bisa dijadikan patokan mentah untuk tahun ini. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement