Senin 15 Mar 2021 13:39 WIB

RI Alami Surplus Dagang Tertinggi Sejak 5 Tahun Terakhir

Sejak 2018, neraca perdagangan Indonesia terus mengalami defisit.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Neraca dagang (ekspor impor)
Foto: Tim infografis Republika
Neraca dagang (ekspor impor)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Neraca perdagangan sepanjang Januari-Februari 2021 mencatatkan surplus sebesar 3,96 miliar dolar AS. Capaian surplus tersebut tercatat menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir sejak 2017.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan pada Januari-Februari 2017 sebesar 2,68 miliar dolar AS. Memasuki periode yang sama tahun 2018 neraca dagang mengalami defisit 790 juta dolar AS. Defisit dagang kembali terjadi pada 2019 sebanyak 650 juta dolar AS.

Baca Juga

Kemudian perbaikan neraca mulai terjadi pada 2020 dengan capaian 1,88 miliar dolar AS dan melonjak pada Januari-Februari 2021 sebanyak 3,96 miliar dolar AS.

"Ini jauh lebih besar dari 2020. Performa ekspor sangat menjanjikan karena permintaan naik didukung kenaikan harga. Impor juga bergeliat. Kita harap performa ke depan makin bagus," kata Suhariyanto.

BPS mencatat nilai ekspor Januari-Februari 2021 sebesar 30,56 miliar dolar AS sementara impor pada waktu yang sama mencapai 26,59 miliar dolar AS. Baik ekspor maupun impor, keduanya sama-sama mengalami kenaikan dari posisi Januari-Februari 2020. Namun, lantaran nilai ekspor lebih besar, surplus perdagangan bisa dicapai.

Suhariyanto menyampaikan, menurut sektor, ekspor non migas pada Januari-Februari 2021 tertinggi terdapat pada industri pengolahan yakni sebesar 24,13 miliar dolar AS. Selanjutnya diikuti tambang dan lainnya 4,04 miliar dolar AS dan pertanian 650 juta dolar AS.

Sementara itu, impor non migas terbesar untuk bahan baku/penolong sebesar 19,83 miliar dolar AS. Terbesar kedua yakni barang modal yang mencapai 4,13 miliar dolar AS dan diikuti impor barang konsumsi 2,63 miliar dolar AS.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement