Senin 15 Mar 2021 14:07 WIB

China Diterjang Badai Pasir Terbesar, Udara Beijing Memburuk

Badai pasir menyebar dari Mongolia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Beijing, ilustrasi
Foto: M. IRFAN ILMIE/ANTARA
Beijing, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Debu tebal berwarna coklat menyelimuti Beijing pada Senin (15/3) akibat angin kencang yang bertiup dari Gurun Gobi dan bagian barat laut China. Administrasi Meteorologi China menyebut, badai pasir itu adalah yang terbesar dalam satu dekade. 

Administrasi Meteorologi China mengumumkan peringatan kuning pada Senin (15/3) pagi, dan mengatakan, badai pasir telah menyebar dari Mongolia Dalam ke provinsi Gansu, Shanxi, dan Hebei. Menurut kantor berita Xinhua, Mongolia juga dilanda badai pasir besar dan sedikitnya 341 orang dilaporkan hilang. Penerbangan dari Hohhot, ibu kota Mongolia Dalam telah dihentikan.

Baca Juga

Indeks kualitas udara Beijing mencapai level maksimum 500 pada Senin pagi, dengan partikel mengambang yang dikenal sebagai PM10 meningkat melebihi 8.000 mikrogram per meter kubik di beberapa distrik. Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan konsentrasi PM10 harian rata-rata tidak lebih dari 50 mikrogram. Sementara PM2,5, atau partikel kecil yang dapat masuk ke paru-paru berada di atas 300 mikrogram per kubik, jauh lebih tinggi dari standar di China yaitu 35 mikrogram.

Beijing menghadapi badai pasir biasa pada bulan Maret dan April, karena posisinya yang dekat dengan gurun besar Gobi serta penggundulan hutan dan erosi tanah di seluruh China utara. China telah mencoba untuk menghutankan kembali dan memulihkan ekologi wilayah tersebut untuk membatasi berapa banyak pasir yang tertiup ke ibu kota.

Beijing telah menanam "tembok hijau besar" yang ditata dari pepohonan untuk mencegah debu dan mencoba membuat koridor udara yang menyalurkan angin, sehingga memungkinkan pasir serta polutan lainnya lewat lebih cepat. Beijing dan daerah sekitarnya telah menderita polusi tingkat tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Kota itu diselimuti kabut asap sepanjang sesi parlemen nasional yang dimulai pada 5 Maret. 

Tangshan merupakan kota pembuat baja terkemuka di China dan sumber polusi di Beijing dan Hebei. Pemerintah kota Tangshan mengatakan, mereka akan menghukum perusahaan lokal karena gagal melakukan tindakan darurat antikabut asap.  

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement