REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Ned Price mengatakan, Negeri Paman Sam berencana menghidupkan kembali kerja sama dengan PBB dan pihak lain dalam mengakhiri perang Yaman. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths.
"Amerika Serikat mendukung Yaman yang stabil, bersatu, bebas dari pengaruh asing, dan tidak ada solusi militer dalam konflik ini," kata Price dalam pernyataannya, Senin (15/3).
Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi mengintervensi Yaman pada tahun 2015 ketika kelompok Houthi menggulingkan pemerintahan yang berpusat di Ibu kota Sanaa. Kelompok yang didukung Iran itu mengaku memerangi sistem korup.
PBB mengategorikan Yaman sebagai krisis kemanusian terburuk di dunia. Akhir-akhir ini, Houthi meningkatkan serangan mereka ke fasilitas minyak Arab Saudi. Pekan lalu, Houthi menembakkan rudal dan drone ke pusat industri perminyakan Arab Saudi termasuk kilang Aramco di Ras Tanura yang penting bagi ekspor bahan bakar.
Riyadh menyebut, serangan itu sebagai upaya gagal mengganggu pasokan energi dunia. Kementerian Energi Arab Saudi mengatakan tidak ada korban jiwa atau kerusakan dalam serangan itu.