REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis laporan yang menyebutkan sepertiga penjualan senjata di seluruh dunia berasal dari Amerika Serikat (AS). Laporan itu menekankan peran besar AS pada pasokan senjata di dunia.
SIPRI mencatat, dari 2016 hingga 2020 AS bertanggung jawab atas 37 persen penjualan senjata di seluruh dunia dan menjual senjata ke 96 negara lain. SIPRI melaporkan hampir setengahnya dijual ke Timur Tengah.
Penjualan senjata pada periode tersebut naik 15 persen dibandingkan periode 2011 hingga 2015. SIPRI menambahkan, volume penjualan senjata dalam lima tahun terakhir cukup stabil, turun sekitar 0,5 persen dibandingkan periode 2011-2015.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah periode pertumbuhan pesat penjualan senjata selama dua dekade terakhir sudah berakhir," kata peneliti senior program belanja senjata dan militer SIPRI, Pieter Wezeman seperti dikutip dari Charlotte Observer, Senin (15/3).
Volume penjualan senjata pada 2020 turun 16 persen tetapi SIPRI curiga hal itu hanya disebabkan karena fluktuasi pasar atau pandemi virus corona. Ada gangguan terhadap rantai distribusi penjualan senjata tapi sebagian besar pesanan dicatat sebelum 2020.
"Sejumlah negara membuat kesepakatan signifikan selama pandemi," kata Wezeman.
Ia mencontohkan Polandia, Jepang, dan Jerman yang memesan pesawat tempur dalam jumlah besar pada 2020. Setengah ekspor senjata AS dikirimkan ke Timur Tengah terutama ke Arab Saudi yang menyumbang seperempat dari total ekspor senjata AS.
Wezeman mengatakan, belum diketahui apakah pemerintah Presiden AS Joe Biden akan merevisi ekspor senjata ke Arab Saudi. Walaupun, Washington sudah memberi sinyal akan mengambil sikap yang lebih tegas dalam mengekspor bom kendali yang digunakan dalam perang di Yaman.
"Masih sangat tidak mungkin AS akan menghentikan pasokan pesawat tempur atau kapal canggih," katanya.
Arab Saudi masih menjadi importir senjata terbesar dengan menyumbang 11 persen total impor senjata di seluruh dunia. Inggris dan Prancis juga sumber senjata yang besar. Tapi kontribusi Inggris terhadap pasokan senjata di dunia turun setelah pengiriman pesawat tempur ke Arab Saudi sudah selesai.
Rusia menjadi eksportir senjata kedua terbesar di dunia dengan menjual senjata ke 45 negara. Lebih dari setengah ekspor senjata Rusia dikirim ke India, China, dan Aljazair. Namun, ekspor Rusia turun dibandingkan periode lima tahun sebelumnya.
"(Penurunan) terjadi karena turunnya penjualan senjata ke India yang sangat signifikan," kata Wezeman.
India menjadi importir senjata kedua terbesar di dunia. Negara itu tampaknya ingin mendiversifikasi pasokan senjata mereka dan membangun produksi dalam negeri.