REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito merespons terkait keamanan vaksin AstraZeneca yang diragukan sejumlah negara. Penny mengatakan, sampai saat ini BPOM masih melakukan komunikasi untuk memastikan keamanan vaksin yang didapatkan dari skema COVAX tersebut.
"Untuk kehati-hatian, kami masih dalam proses berkomunikasi dengan WHO, SAGE, yaitu strategic group of expert on immunization, dan masih dalam proses," kata Penny dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (15/3).
Penny menyebut hasil komunikasi tersebut nantinya akan dibahas lebih lanjut oleh tim lintas sektor, terutama Kemenkes untuk kemudian dilakukan pengambilan keputusan penggunaan vaksin AstraZeneca dalam vaksinasi nasional. "Harapannya tidak terlalu lama," kata dia.
Selain itu, Penny juga mengomentari terkait penangguhan vaksin AstraZeneca oleh sejumlah negara. Ia mengatakan, nomor batch yang saat ini ditangguhkan penggunaannya di beberapa negara Uni Eropa tidak termasuk pada nomor batch yang masuk ke Indonesia yang masuk lewat jalur multilateral.
Penny memastikan BPOM melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait vaksin AstraZeneca. "Kami kemudian melakukan evaluasi secara full sebagaimana juga vaksin-vaksin lainnya. Baru setelah itu kami memberikan UEA pada tanggal 22 Februari 2021," kata dia.