Selasa 16 Mar 2021 05:30 WIB

Ripan Karlianto Motivasi Mahasiswa Baru Nusa Mandiri

Ada lima hal yang membuat diri kita didengarkan orang lain.

Ripan Karlianto, seorang manajer training, memberikan motivasi kepada mahasiswa baru kampus STMIK Nusa Mandiri.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Ripan Karlianto, seorang manajer training, memberikan motivasi kepada mahasiswa baru kampus STMIK Nusa Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seminar Inspirasi (Serasi) kampus Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri yang bertajuk ‘Jaga Diri, Tetap Mandiri’ hadir dalam bentuk daring melalui Youtube channel Nusa Mandiri. Kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (13/3), pukul 09.00 – 12.00 WIB, dipandu oleh host Kak Wawan dan Kak Ela. Serasi yang diadakan dalam menyambut mahasiswa baru kampus STMIK Nusa Mandiri menghadirkan Millennial Coach, Ripan Karlianto.

Ripan Karlianto merupakan alumnus STMIK Nusa Mandiri, saat ini menjabat sebagai training manager di salah satu perusahaan startup di Indonesia. Ia membagikan motivasi kepada  mahasiswa baru kampus STMIK Nusa Mandiri. Menurutnya, ada lima hal yang membuat diri didengarkan orang lain.

“Saat ini teman-teman mahasiswa baru kampus STMIK Nusa Mandiri seharusnya sadar, bahwa ada lima hal yang mampu membuat diri kita didengarkan banyak orang,” jelas pria yang pernah bekarir sebagai Senior Trainer bersama Merry Riana seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ripan memaparkan ada lima kekuatan agar mahasiswa  STMIK Nusa Mandiri dapat didengarkan yakni usia, jabatan, kekayaan, keturunan dan ilmu pengetahuan.

“Ketika usia lebih tua, pasti kita lebih banyak didengarkan. Jika kita sudah memiliki jabatan yang lebih tinggi, ketika berbicara pasti didengarkan. Ketiga yakni kekayaan, orang yang lebih kaya ketika menyampaikan sesuatu pasti didengarkan, lalu keturunan dari orang yang sukses lebih didengarkan, dan terakhir sebab kita banyak didengarkan oleh orang lain karena ilmu pengetahuannya,” paparnya.

Ia menegaskan ilmu pengetahuan yang membuat diri didengarkan banyak orang. Artinya perbanyak ilmu pengetahuan, salah satunya kuliah di STMIK Nusa Mandiri. Bukan hanya sekadar kuliah, tetapi mencari tahu sebab kenapa harus kuliah dan kenapa orang tua harus bersusah payah membiayai kuliah.

“Sebagai kaum milenial, kalian harus dapat memaksimalkan dari kelima hal yang paling utama yakni ilmu pengetahuan. Jadi, ilmu pengetahuan merupakan modal besar bagi kita. Karena kaum milenial identik dengan dua hal, yaitu kreativitas dan konektivitas,” ujarnya.

Ia menambahkan, kaum milenial harus tahu bagaimana cara berpikir layaknya milenial. Cara berpikir milenial yakni deklaratif dengan kata kunci ‘atau’, kumulatif dengan kata kunci ‘dan’, serial dengan kata kunci ‘jika-maka’, dan paralel dengan kata kunci ‘jika-maka’ yang lebih luas.

“Cara berpikir deklaratif akan memilih salah satu dari sebuah pilihan yang diberikan, untuk kumulatif berarti mengakumulasikan pilihan yang ada dengan memilih kedua pilihan yang disebutkan. Kemudian untuk serial, ketika diberikan pilihan mampu memilih apa dari pilihan yang ada. Terakhir cara berpikir paralel yakni ketika diberikan pilihan mampu memilih apa dan sudah merencanakan pilihannya akan menjadi apa ke  depan,” jelasnya.

Ia mengatakan, jika saat ini generasi milenial hanya sekadar kuliah tanpa memberikan wow effectnya itu akan sia-sia. Sia-sia perjuangan orang tua, sia-sia waktu untuk kuliah. Inilah kenapa ia memunculkan materi cara berpikir yang benar.

“Kegagalan itu perlu didefinisikan, mau menurut orang lain atau Tuhan. Walaupun saya yakin, di mata Tuhan tidak ada yang gagal. Kegagalan pasti ada dan sikapilah kegagalan itu dengan bijak. Sehingga,  menjadikan kegagalan tersebut sebagai batu lompatan,  bukan sebagai batu sandungan,” tandasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement