REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Saudari pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, mengkritik latihan militer yang sedang berlangsung di Korea Selatan. Dia memperingatkan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) agar tidak menyebabkan keributan jika menginginkan perdamaian.
"Kami mengambil kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS yang berusaha keras untuk mengeluarkan 'bau bubuk' di tanah kami," kata Yo-jong dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi Korea Selatan KCNA, Selasa (15/3).
Pernyataan itu dikeluarkan sehari sebelum diplomat dan kepala pertahanan tertinggi AS tiba di Seoul. Menteri Pertahanan Lloyd Austin akan hadir untuk pembicaraan pertama mereka dengan rekan-rekan Korea Selatan. "Jika ia ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, lebih baik jangan menyebabkan keributan pada langkah pertama," ujar adik dari Kim Jong-un ini.
Pasukan Korea Selatan dan AS memulai latihan militer musim semi bersama pekan lalu. Latihan ini dibatasi pada simulasi komputer karena risiko virus Corona serta upaya berkelanjutan untuk terlibat dengan Korea Utara.
Korea Utara sejauh ini menolak permintaan dari AS untuk terlibat dalam dialog.
Gedung Putih mengatakan pada Senin (14/3), kedinginan dalam hubungan bersama Pyongyang yang dimulai di bawah Presiden Donald Trump telah meluas ke kepresidenan Joe Biden.
Kim Jong-un mengadakan tiga pertemuan puncak tingkat tinggi dengan Trump dan bertukar serangkaian surat. Namun, negara bersenjata nuklir itu mengakhiri pembicaraan dan mengatakan tidak akan terlibat lebih jauh kecuali AS mencabut kebijakan permusuhannya.