REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kritikus Kremlin Alexei Navalny ditahan di penjara di wilayah timur jauh Rusia yang terkenal dengan kontrolnya yang ketat terhadap narapidana. Hal ini disampaikan melalui akun Instagram politisi oposisi tersebut.
Pekan lalu, tim pengacaranya mengatakan, lokasi Navalny masih belum diketahui setelah ia dipindahkan dari penjara dekat Kolchugino. Tim pembela juga mengatakan, Navalny tidak mengatakan ke mana ia dibawa.
"Saya harus akui, sistem penjara Rusia berhasil mengejutkan saya," kata Navalny dalam unggahannya di Instagram dengan foto lama yang menunjukkan rambutnya dipotong pendek seperti dikutip the Guardian, Selasa (16/3).
"Saya tidak tahu bagaimana mungkin mendirikan kamp konsentrasi sungguhan sejauh 100 kilometer dari Moskow," tambahnya.
Dalam unggahan itu, Navalny mengatakan, dia berada di Penal Colony No 2 di kota Pokrov, Vladimir, dengan 'kepala yang baru dicukur'. Pengacaranya, Olga Mikhailova mengonfirmasi ia dapat mengunjungi kliennya di penjara.
"Kamera video di mana-mana, semua orang diawasi dan pelanggaran sedikit saja dilaporkan, saya pikir seseorang di lantai atas membaca 1985 karya Orwell, dan mengatakan 'yah, ini keren, mari lakukan ini, pendidikan melalui dehumanisasi'," kata Navalny dalam unggahan tersebut.
Navalny mengatakan, ia belum melihat tanda-tanda kekerasan di penjara tersebut. Tapi karena melihat 'tegangnya para narapidana' ia dapat dengan 'mudah percaya' laporan-laporan mengenai brutalitas sebelumnya.
Pada awal bulan ini, aktivis Konstantin Kotov yang menghabiskan dua tahun di penjara itu karena melanggar peraturan unjuk rasa, mengungkapkan kondisi penjara. Ia menggambarkan, penjara tersebut tidak memperlakukan narapidana sebagai 'manusia'. Bulan Februari lalu pengadilan Eropa bidang hak asasi manusia meminta Moskow membebaskan politisi oposisi. Rusia menolak permintaan tersebut.
Di Instagram, Navalny mengatakan 'setiap jam' ia dibangunkan oleh seorang laki-laki yang memfotonya. Lalu mengumumkan narapidana 'yang rawan melarikan diri' masih berada di selnya.
Navalny ditahan pada pertengahan bulan Januari lalu tidak lama setelah mendarat dari Jerman. Tempat ia dirawat karena serangan racun saraf. Kritikus Kremlin itu yakin pemerintah Rusia yang meracuninya.