REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo mengungkapkan sosok yang mengajak dirinya untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Namun, ia tak menyebutkan nama dari sosok tersebut.
"Saya merahasiakan namanya saja karena beliau minta untuk dirahasiakan," ujar Gatot dalam video yang diunggah dalam akun Instagram-nya, Selasa (16/3).
Sosok yang menjanjikan posisi di Partai Demokrat, kata Gatot, juga telah bertemu dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Orang tersebut juga disebutnya hadir dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar di Deli Serdang, Sumatra Utara.
"Beliau pernah ketemu dengan Pak Moeldoko, beliau ada di KLB Sibolangit, hadir di situ menggunakan seragam Demokrat juga," ujar Gatot.
Ia menegaskan, alasannya merahasiakan identitas yang mengajaknya mengudeta Partai Demokrat tersebut karena tidak percaya upaya itu akan terjadi. Meskipun pada akhirnya, Moeldoko dipilih sebagai ketua umum dalam KLB Deli Serdang.
"Ternyata, tidak lama setelah dialog kita, benar-benar terpilih Pak Moeldoko dan itu kan kita tidak ada rencana, makanya saya protes," ujar Gatot.
Baca juga : KSP: Ada Agenda Tersembunyi di Balik Isu Presiden 3 Periode
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Jhoni Allen Marbun, meminta mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo tak asal bicara ihwal adanya pihak yang mengajaknya untuk mengambil alih Partai Demokrat. Ia meminta, Gatot justru mengungkap nama yang mengajaknya.
"Mohon adik saya untuk mengatakan siapa salah satu di antara kami yang melakukan KLB ini, yang dibilang mengajak. Tolong itu, jangan asal asbun," ujar Jhoni di kediaman Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Menteng, Jakarta, Kamis (11/3).
Ia justru mengingatkan Gatot soal integritasnya sebagai mantan panglima TNI. Pasalnya, Gatot disebutnya pernah melakukan kampanye terselubung pada masa pemerintahan Joko Widodo.
"Ingat siapa yang mengangkat dia jadi panglima? Jokowi. Dia masih menjadi panglima menjaga kedaulatan negara, dia sudah terselubung kampanye-kampanye ke kampus-kampus dan saya ikuti itu," ujar Jhoni.