Selasa 16 Mar 2021 15:32 WIB

Menkominfo Akui Banyak Hoaks tentang Vaksin Covid-19

Masyarakat diminta mendukung pemerintah dengan cara hindari berita hoaks

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Petugas mendeteksi berita hoaks yang beredar di jejaring media sosial dengan menggunakan aplikasi Tangkal dan Analisa Berita Bohong (Taboo) di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar, Bali, Selasa (9/3/2021). Aplikasi Tangkal dan Analisa Berita Bohong (Taboo) milik Pemerintah Kota Denpasar itu telah menangkal sebanyak 53 berita hoaks terkait vaksin dan Covid-19 yang beredar di jejaring media sosial pada Januari hingga Februari 2021 serta memberikan informasi yang benar kepada masyarakat melalui situs tangkalhoax.denpasarkota.go.id.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Petugas mendeteksi berita hoaks yang beredar di jejaring media sosial dengan menggunakan aplikasi Tangkal dan Analisa Berita Bohong (Taboo) di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Denpasar, Bali, Selasa (9/3/2021). Aplikasi Tangkal dan Analisa Berita Bohong (Taboo) milik Pemerintah Kota Denpasar itu telah menangkal sebanyak 53 berita hoaks terkait vaksin dan Covid-19 yang beredar di jejaring media sosial pada Januari hingga Februari 2021 serta memberikan informasi yang benar kepada masyarakat melalui situs tangkalhoax.denpasarkota.go.id.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengakui ada banyak berita hoaks tentang vaksin Covid-19 di berbagai platform media sosial. Johnny mengimbau masyarakat untuk memeriksa kebenaran dari berita yang diterima agar tak termakan hoaks tersebut.

"Berita hoaks vaksin Covid-19 ada banyak, hingga saat ini lebih dari 130, saya nggak hafal detailnya,  kami minta masyarakat sekalian untuk memahami betul (berhati-hati dengan berita hoaks)," kata Johnny saat meninjau vaksinasi wartawan di Hall A Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (16/3)

Pemerintah saat ini sedang berkonsentrasi mengatasi pandemi Covid-19 dengan berbagai cara dan sektor. Karena itu, ia berharap masyarakat ikut mendukung penanganan pandemi dengan menghindarkan diri dari berita hoaks tentang Covid-19.

"Karena kita untuk berhasil dengan cepat, salah satu caranya masyarakat menghindarkan diri dari menyebarkan hoaks terkait vaksinasi ini, terlalu banyak, itu nggak bermanfaat. Mari kita bersama jaga ruang digital yang sehat, bersih, gunakan dengan cerdas dan cermat," kata Johnny.

Johnny mengatakan, Kementeriannya juga terus melakukan pemantauan, lalu melabeli atau menurunkan hoaks-hoaks yang beredar di berbagai platform media sosial. Namun, upaya itu juga membutuhkan kerja sama lintas sektor, termasuk juga masyarakat.

Baca juga : Berapa Berat Badan Ideal Turun Bila Terapkan Diet?

"Yang di platform bisa diatasi dengan cara melakukan cek dan diverifikasi diberi level, tapi di medsos yang terbatas dan tertutup, misal di WA grup nggak bisa, karena itu tolong jangan menyebarkan informasi yang nggak perlu atau keliru," ungkapnya 

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika pekan lalu merilis dan mengidentifikasi ada 609 isu hoaks yang berkaitan dengan vaksin Covid-19. Jumlah itu merupakan akumulatif hoaks terkait vaksin sejak rencana program vaksinasi bergulir. 

"Kalau (hoaks) vaksin sendiri per pagi hari ini itu ada 609 isu terkait vaksin Covid," ujar Staf Khusus Menteri Kominfo bidang Digital dan SDM Dedy Permadi dalam webinar "Vaksin untuk Negeri", Selasa (9/3).

Namun, Dedy mengatakan, saat ini Kominfo telah men-takedown/menurunkan semua isu hoaks vaksin tersebut. Ia mencontohkan berbagai jenis hoaks tentang vaksin yang beredar di berbagai konten platform media sosial mulai Youtube, Instagram, ataupun Twitter.

Seperti hoaks tentang banyak data orang meninggal karena vaksin Covid-19, mulai dari tenaga kesehatan, masyarakat, maupun wartawan. "Itu tidak betul, sampai hari ini Kemenkes menjelaskan, KIPI (kejadian ikutan pascaimunisasi) sejauh ini sampai hari ini tidak ada yang menunjukkan KIPI berat, sangat banyak (jenis hoaks) dan aneh aneh, semua sudah di-takedown," kata Deddy.

Sedangkan untuk rekapitulasi isu hoaks terkait Covid-19 secara keseluruhan selama pandemi, Kominfo mencatat 1.469 isu hoaks. Ia mengatakan, 1.469 isu hoaks itu tersebar di empat platform media sosial, yakni Facebook sebanyak 2.117 konten hoaks, Twitter 496 konten hoaks, Instagram 24 konten dan Youtube 49 konten.

Namun, ia memastikan Kominfo telah menindaklanjuti keseluruhan isu hoaks dan konten hoaks tersebut.

Baca juga : Dewan Pers: Wartawan Belum Divaksin Bisa Daftar Via Asosiasi

"Ini semua kita tindaklanjuti, bahkan dari total 2.686 hoaks itu, 2.348 sudah dilakukan takedown, sedang yang lainnya dalam proses takedown," ungkapnya.

Ia mengatakan, dalam penanganan hoaks itu, Kementerian Kominfo melibatkan multistakeholders dari sisi hulu, tengah hingga hilir. Menurutnya, di level hulu, Kominfo bekerja sama dengan berbagai pihak melakukan literasi digital dan di tengah ada penanganan konten seperti pemblokiran. Sedangkan, di level hilir, ada penegakan oleh aparat penegak hukum Polri. "Sampai saat ini ada 49 tersangka terkait dengan  kasus hoaks Covid-19 yang di dalamnya terkait hoaks vaksin juga," katanya.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement