Selasa 16 Mar 2021 20:31 WIB

Menlu AS Peringatkan China tak Gunakan Paksaan dan Serangan

Blinken mengatakan perilaku China tidak sejalan dengan tatanan internasional

Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken
Foto: EPA-EFE/SHAWN THEW
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Selasa, memperingatkan China agar tidak menggunakan "paksaan dan serangan". Peringatan itu ia nyatakan saat berusaha memanfaatkan perjalanan luar negeri pertamanya untuk menopang persekutuan dengan Asia dalam menghadapi Beijing, yang semakin percaya diri.

Klaim teritorial China yang luas di Laut China Timur dan Laut China Selatan telah menjadi masalah utama dalam hubungan China-AS, dan merupakan isu keamanan yang penting bagi Jepang. "Kami akan menekan balik, bila perlu, ketika China menggunakan paksaan dan serangan untuk mendapatkan jalannya," kata Blinken di sela-sela kunjungannya di Tokyo, Selasa (16/3), bersama Menteri Pertahanan ASLloyd Austin.

Baca Juga

Washington telah mengkritik apa yang disebutnya sebagai upaya Beijing untuk menindas negara-negara tetangga dengan kepentingan yang bersaing. Sebaliknya, China mengecam tindakan yang disebutnya sebagai upaya AS untuk memicu kerusuhan di kawasan itu dan mencampuri urusan internal.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan bersama dengan mitra-mitra Jepang mereka, Blinken mengatakan perilaku China, yang tidak sejalan dengan tatanan internasional yang ada, memunculkan tantangan politik, ekonomi, militer, dan teknologi bagi aliansi dan komunitas internasional. Untuk itu, AS dan Jepang berkomitmen untuk menentang pemaksaan dan perilaku destabilisasi terhadap negara lain di kawasan yang merusak sistem internasional berbasis aturan, tambah mereka, menurut pernyataan tersebut.

Pernyataan itu dirilis usai pertemuan dengan format 2+2 antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dengan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi sebagai tuan rumah. Para menteri juga membahas "komitmen teguh" Washington untuk membela Jepang dalam perselisihannya dengan China atas pulau-pulau kecil di Laut China Timur. Mereka juga mengulangi penolakan terhadap klaim maritim China yang "melanggar hukum" di Laut China Selatan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement