REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Epidemologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menyatakan, vaksin Covid-19 merek AstraZeneca aman digunakan di Indonesia. Pendapat Pandu berbeda dengan BPOM yang terpaksa menunda implementasi vaksin AstraZeneca menyusul laporan gangguan pada darah dari penerima vaksin di beberapa negara Eropa.
Seperti diketahui, BPOM terpaksa menunda implementasi vaksin AstraZeneca di Indonesia menyusul laporan gangguan pada darah dari penerima vaksin di beberapa negara Eropa. BPOM hingga saat ini menunda pemakaian vaksin tersebut hingga muncul laporan resmi terkait keamanan vaksin AstraZeneca dari Lembaga Kesehatan Dunia WHO.
"AstraZeneca tidak perlu ditunda, bisa langsung dipakai, aman dan bermanfaat," kata dokter Pandu pada Republika, Selasa (16/3).
Dokter Pandu terus memantau perkembangan penggunaan vaksin AstraZeneca di dunia. Ia menyimpulkan bahwa kasus pembekuan darah yang terjadi di sebagian kasus vaksinasi tak ada kaitannya dengan AstraZeneca.
"Kasus itu tidak ada kaitannya dengan vaksin," ujar dokter Pandu.
Dokter Pandu mengajak masyarakat supaya bersedia menerima vaksin AstraZeneca. Ia menekankan, bahwa vaksin hasil penelitian universitas Oxford itu aman digunakan.
"Tidak perlu takut, setiap hari ribuan orang divaksinasi dengan AstraZeneca tidak apa-apa," ucap dokter Pandu
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan vaksin produksi AstraZeneca yang baru didatangkan oleh pemerintah memiliki masa kedaluwarsa pada Mei 2021. Pemerintah pun mewaspadai masa kedaluwarsa AstraZeneca apalagi dengan interval penyuntikannya yang relatif lama yakni, sembilan sampai 12 minggu antara suntikan pertama dan kedua.
"AstraZeneca ini kedaluwarsanya Mei 2021 dan sampai sekarang kita masih menunggu juga rilis dari BPOM terkait keamanannya," kata Budi pada Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Senin (15/3).