Selasa 16 Mar 2021 22:35 WIB

Epidemiolog: Vaksinasi AstraZaneca tak Perlu Ditunda

Menurut Pandu kasus pembekuan darah di Eropa tidak ada kaitannya dengan AstraZaneca.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Pekerja kargo menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca dari atas pesawat setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/3/2021). Sebanyak 1.113.600 vaksin virus corona (COVID-19) jadi asal perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca tiba di Indonesia melalui skema kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility yang selanjutkan akan diproses di Bio Farma, Kota Bandung.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pekerja kargo menurunkan kontainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca dari atas pesawat setibanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (8/3/2021). Sebanyak 1.113.600 vaksin virus corona (COVID-19) jadi asal perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca tiba di Indonesia melalui skema kerja sama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility yang selanjutkan akan diproses di Bio Farma, Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Epidemologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menyatakan, vaksin Covid-19 merek AstraZeneca aman digunakan di Indonesia. Pendapat Pandu berbeda dengan BPOM yang terpaksa menunda implementasi vaksin AstraZeneca menyusul laporan gangguan pada darah dari penerima vaksin di beberapa negara Eropa.

Seperti diketahui, BPOM terpaksa menunda implementasi vaksin AstraZeneca di Indonesia menyusul laporan gangguan pada darah dari penerima vaksin di beberapa negara Eropa. BPOM hingga saat ini menunda pemakaian vaksin tersebut hingga muncul laporan resmi terkait keamanan vaksin AstraZeneca dari Lembaga Kesehatan Dunia WHO.

Baca Juga

"AstraZeneca tidak perlu ditunda, bisa langsung dipakai, aman dan bermanfaat," kata dokter Pandu pada Republika, Selasa (16/3).

Dokter Pandu terus memantau perkembangan penggunaan vaksin AstraZeneca di dunia. Ia menyimpulkan bahwa kasus pembekuan darah yang terjadi di sebagian kasus vaksinasi tak ada kaitannya dengan AstraZeneca.

"Kasus itu tidak ada kaitannya dengan vaksin," ujar dokter Pandu.

photo
Karikatur opini Serba-Serbi Vaksin - (republika)

 

 

Dokter Pandu mengajak masyarakat supaya bersedia menerima vaksin AstraZeneca. Ia menekankan, bahwa vaksin hasil penelitian universitas Oxford itu aman digunakan.

"Tidak perlu takut, setiap hari ribuan orang divaksinasi dengan AstraZeneca tidak apa-apa," ucap dokter Pandu

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan vaksin produksi AstraZeneca yang baru didatangkan oleh pemerintah memiliki masa kedaluwarsa pada Mei 2021. Pemerintah pun mewaspadai masa kedaluwarsa AstraZeneca apalagi dengan interval penyuntikannya yang relatif lama yakni, sembilan sampai 12 minggu antara suntikan pertama dan kedua.

"AstraZeneca ini kedaluwarsanya Mei 2021 dan sampai sekarang kita masih menunggu juga rilis dari BPOM terkait keamanannya," kata Budi pada Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Senin (15/3).

photo
Vaksin Covid-19 untuk Indonesia (Ilustrasi) - (republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement