Rabu 17 Mar 2021 00:27 WIB

Sandi Dorong Visa Kunjungan 5 Tahun untuk Turis Mancanegara

Long term visa untuk wisatawan sedang dirumuskan bersama Kemenkumham.

Presiden Joko Widodo (tengah), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (kedua kiri), Gubernur Bali Wayan Koster (kanan) dan Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kiri) berbincang saat meninjau proses vaksinasi COVID-19 di Puri Ubud, Gianyar, Bali, Selasa (16/3/2021). Kunjungan tersebut dilakukan Presiden Jokowi untuk melihat secara langsung proses vaksinasi secara massal kepada para pelayan publik, tokoh agama dan adat serta masyarakat setempat.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Presiden Joko Widodo (tengah), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (kedua kiri), Gubernur Bali Wayan Koster (kanan) dan Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kiri) berbincang saat meninjau proses vaksinasi COVID-19 di Puri Ubud, Gianyar, Bali, Selasa (16/3/2021). Kunjungan tersebut dilakukan Presiden Jokowi untuk melihat secara langsung proses vaksinasi secara massal kepada para pelayan publik, tokoh agama dan adat serta masyarakat setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong long term visa bagi wisatawan mancanegara yang saat ini sedang dirumuskan bersama Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Berbeda dengan visa kunjungan sebelumnya, long term visa menurutnya, memiliki masa waktu lima tahun serta dapat diperbaharui.

"Ini menjadi satu prasyarat utama agar lebih banyak masyarakat dunia digital nomad mempertimbangkan Bali sebagai second home (rumah kedua) dan semakin banyak orang yang bekerja di rumah," ujar Menparekraf Sandiaga Uno di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (16/3).

Baca Juga

Sandi mengatakan, saat ini tren digital nomad atau seseorang yang bekerja tanpa terikat oleh waktu dan tempat tengah marak di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 yang mengubah gaya hidup masyarakat yang semula harus bekerja di kantor menjadi bebas, tanpa terbatas ruang dan waktu dan tren tersebut dinilai Menparekraf sangat mungkin diterapkan di Bali.

Hal itu karena Pulau Dewata memiliki keindahan alam dilengkapi dengan infrastruktur telekomunikasi mumpuni. "Kita lihat trennya ini adalah digital nomad-staycation. Jadi kalau bekerja di Bali dan tidak terlalu jauh dari pantai, ini akan sangat menjadi daya tarik, apalagi dengan cuaca yang bagus, budaya yang sangat indah dan masyarakat yang sangat ramah," ungkapnya.

Sandi menjelaskan, seiring dengan rencana pembukaan kembali Pulau Dewata lewat konsep travel bubble, program staycation pun harus direalisasikan agar geliat bisnis properti di Bali dapat kembali pulih kembali. "Bali menawarkan gaya hidup yang sehat, juga propertinya dalam kondisi yang baik dan tentunya kulinernya semakin terjangkau. Ini adalah afirmasi bahwa Bali segera bergerak dan bangkit kembali," katanya.

Baca juga : Tembok Penghalang Akses Jalan Warga di Ciledug Dibongkar

Dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang menjadikan Bali sebagai 'rumah kedua', bisnis properti di Bali diyakininya akan tumbuh. Dengan begitu, ia yakin ekonomi Bali akan segera bangkit lewat penciptaan lapangan kerja serta penyerapan tenaga kerja seluas-luasnya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement