REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Sedikitnya tiga orang meninggal dan lebih dari 1.000 orang lainnya terluka saat masyarakat di Iran menggelar tradisi tahunan pesta api dengan melompati api unggun dan kembang api, seperti dilaporkan media pemerintah, Rabu (17/3). Tradisi pesta api ini dilakukan menjelang Tahun Baru Persia Iran.
Kepala layanan darurat nasional, Pirhossein Koulivand, mengatakan kepada stasiun TV pemerintah bahwa dari 1.030 korban luka, 87 di antaranya kehilangan anggota tubuh. Kembang api serta bahan peledak rakitan juga menelan korban jiwa, katanya.
Menurut Koulivand, tiga orang meninggal selama perayaan yang dimulai sejak Selasa petang hingga larut malam. Banyak orang yang mengabaikan peringatan otoritas tentang perkumpulan sosial di negara Timur Tengah tersebut, yang paling parah terdampak pandemi Covid-19.
Polisi mengamankan 25 orang di ibu kota Teheran, demikian Kantor Berita Fars. Perayaan Zoroastrian kuno, yang disebut Chaharshanbe Suri (Scarlet Wednesday), diadakan pada malam Rabu terakhir dalam kalender Iran.