Rabu 17 Mar 2021 14:27 WIB

Dukung PEN, PUPR Usulkan Tambahan Anggaran Rp 2,5 Triliun

Tambahan anggaran untuk mendukung Pemulihan Ekonomi lewat perluasan padat karya tunai

Red: Friska Yolandha
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Rapat tersebut membahas pengembangan food estate dan pembangunan infrastruktur ketahanan pangan serta membahas penanganan infrastruktur pasca bencana.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/3/2021). Rapat tersebut membahas pengembangan food estate dan pembangunan infrastruktur ketahanan pangan serta membahas penanganan infrastruktur pasca bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengusulkan tambahan anggaran Rp 2,5 triliun. Tambahan ini diajukan dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) lewat perluasan padat karya tunai.

"Dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional, saat ini dilakukan pembahasan dengan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan perihal rencana tambahan anggaran sebesar Rp 2,5 triliun," ujar Menteri Basuki dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di Jakarta, Rabu (17/3).

Dalam paparannya, Menteri PUPR menyampaikan usulan penambahan anggaran itu akan digunakan untuk perbaikan tanggul, normalisasi dan pemeliharaan sungai Rp 600 miliar. Kemudian untuk revitalisasi drainase, perbaikan lereng dan jembatan, bronjong, dan perkerasan bahu Rp 800 miliar. Lalu bagi kegiatan Pamsimas atau SPAM Perdesaan dan Sanitasi Perdesaan sebesar Rp 500 miliar, dan pembangunan rumah khusus dan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebesar Rp 600 miliar.

Kementerian PUPR pada tahun ini melakukan penghematan atau refocusing terhadap anggaran di mana terjadi perubahan pagu dari Rp 149,81 triliun menjadi Rp 134,89 triliun. Kendati demikian untuk anggaran program Padat Karya tunai, alokasi anggaran program itu mengalami kenaikan dari Rp 12,18 triliun menjadi Rp 23,24 triliun.