Rabu 17 Mar 2021 17:02 WIB

Klaster Puskesmas Tasikmalaya, Belasan Nakes Masih Isolasi

Kepala Puskesmas Bantarkalong menyebut kondisi mayoritas nakes dalam keadaan baik.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR di Labkesda. Ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika
Petugas mengecek spesimen tes usap PCR di Labkesda. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak 18 tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, terkonfirmasi positif Covid-19. Seluruhnya masih menjalani isolasi karena virusnya masih aktif.

Kepala Puskesmas Bantarkalong, Edi mengatakan, dari 18 nakes yang terkonfirmasi, satu orang di antaranya menjalani isolasi di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC) karena memiliki penyakit penyerta (komorbid). Sementara 15 nakes diisolasi di Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) Puskesmas Bantarkalong dan dua orang menjalani isolasi mandiri.

"Kondisinya mayoritas baik. Kita terus pantau," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (17/3).

Ia menambahkan, untuk kebutuhan para nakes yang menjalani isolasi di puskesmas maupun isolasi madiri, dipenuhi melalui dana desa setempat. Sementara, petugas kesehatan juga terus memantau kondisi kesehatan pasien, termasuk memberikan asupan vitamin yang diperlukan.

Saat ini, pelayanan kesehatan di Puskesmas Bantarkalong tetap berjalan. Meski tak maksimal. Hanya pasien rawat jalan dan instalasi gawat darurat (IGD) yang dapat ditangani. Untuk pasien rawat inap, pihak puskesmas akan merujuk ke fasilitas kesehatan lain terdekat, yaitu Puskesmas Karangnunggal.

"Kita sudah buat pengumuman kalau pelayanan rawat inap dan PONED dihentikan dulu, tapi tetap saja ada pasien yang datang. Kita rujuk ke Puskesmas Karangnunggal. Hanya beberapa menit dari sini," kata Edi.

Ihwal penyebab awal kemunculan klaster di Puskesmas Bantarkalong, Edi mengaku tak mengetahui secara pasti. Sebab, banyak orang sakit silih berganti datang ke puskesmas untuk berobat. Sebagian pasien juga tidak terus terang terkait kondisi dan riwayat perjalanannya.

"Misalnya mereka punya riwayat perjalanan ke luar kota, atau hilang indra penciuman, tidak ngomong. Setelah diperiksa, baru ngomong," ujar dia.

Ia menjelaskan, kasus Covid-19 pertama kali diketahui saat salah satu petugas surveilan puskesmas tersebut mengeluh sakit. Setelah diperiksa, yang bersangkutan terkonfirmasi positif bersama dua nakes lainnya.

Dari tiga nakes yang terkonfirmasi, pihak puskesmas melakukan pengetesan kepada seluruh karyawan yang ada. Dari 78 orang yang diperiksa, terdapat tambahan 15 nakes yang terkonfirmasi positif. Artinya, total terdapat 18 nakes di Puskesmas Bantarkalong yang terkonfirmsi positif Covid-19.

"Mereka semua sudah menjalani vaksinasi. Tapi vaksin itu kan efektifnya beberapa bulan setelah suntikan kedua. Vaksin juga hanya meminimalisir, tidak serta merta jadi kebal Covid-19," kata Edi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement