Bantul Perkuat Manajemen Pengelolaan Rintisan Desa Budaya
Red: Yusuf Assidiq
Kantor Pemkab Bantul. | Foto: Yusuf Assidiq.
REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengadakan lokakarya Manajemen Rintisan Desa Budaya sebagai upaya menguatkan manajemen pengelolaan dan eksistensi rintisan desa budaya tersebut. Hal itu guna melestarikan dan mengembangkan budaya setempat.
"Sebagai sebuah benteng budaya, tentu eksistensi rintisan Desa Budaya harus dapat dikelola dan ditata sebaik-baiknya," kata Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, dalam sambutan pembukaan lokakarya Manajemen Rintisan Desa Budaya di Bantul, Rabu (17/3).
Lokakarya Rintisan Desa Budaya yang diadakan Dinas Kebudayaan Bantul tersebut diikuti peserta dari perwakilan sembilan kelurahan (desa) di Bantul yang telah memenuhi indikator untuk dijadikan rintisan desa budaya.
Lokakarya bertujuan untuk melestarikan budaya dan tradisi dengan berkolabolasi lintas sektoral. Dengan kolabolasi itu diharapkan agar dapat memberikan nilai lebih dalam manajemen Rintisan Desa Budaya.
"Pelestarian dan pengembangan budaya perlu dilakukan agar nantinya rintisan desa budaya dapat bertahan di era modernisasi yang semakin mendesak tradisi. Potensi budaya yang ada harus terus kita 'uri-uri' (lestarikan) dan urip-uripi (hidupi)," katanya.
Bupati mengatakan, bagi Pemkab Bantul kebudayaan bukanlah masa lalu, akan tetapi adalah potensi masa depan, karena itu melestarikan budaya dan tradisi adalah sebuah upaya penting dalam menyongsong kemajuan daerah.
Apalagi, kata dia, Bantul banyak memiliki ragam budaya dan sudah mengakar kuat di kalangan masyarakat, mulai dari upacara adat, seni permainan tradisional, sastra kerajinan, pengobatan tradisional, kawasan cagar budaya serta aneka macam sistem nilai yang hidup, tumbuh dan berkembang di masyarakat.
"Dengan pengembangan desa rintisan budaya melalui lokakarya ini saya harapkan dapat mengangkat dan mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar bupati.