Kulon Progo Seleksi Petani yang akan Magang ke Jepang
Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah petani menyortir hasil panen padi saat senja di areal persawahan Desa Kawengen, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Senin (15/3/2021). Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) pada tahun 2021 akan menetapkan Duta Petani Milenial (DPM)/ Duta Petani Andalan (DPA) sebanyak 1.000 DPM/DPA usia antara 17-39 sebagai upaya mempercepat regenerasi petani yang saat ini didominasi oleh usia tua dan rentan. | Foto: Antara/Aji Styawan
REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo (DIY) menyeleksi enam petani milenial untuk mengikuti program magang ke Jepang. Program ini dilakukan dalam rangka regenerasi petani produktivitas di sektor tersebut meningkat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugrahamengatakan enam petani milenial tersebut berasal dari Kecamatan Samigaluh, Galur, Sentolo, Panjatan, Wates dan Girimulyo. Dari enam itu, ada empat yang masih bertahan sampai seleksi terakhir yakni fisik sebelum pemberangkatan.
"Saat ini kami tinggal menunggu informasi selanjutnya," kata Aris.
Ia mengatakan program magang ke Jepang bagi petani milenial ini merupakan program dari Kementrian Pertanian yang bekerja sama dengan pemkab dan pemprov. Tujuannya adalah sebagai upaya untuk memberikan pengetahuan kepada petani muda tentang teknologi pertanian di negara maju.
Ia berharap dengan ilmu yang sudah didapat petani milenial dari magang tersebut harapannya kemudian bisa diaplikasikan ke Kulon Progo. Dengan begitu diharapkan produktifitas di sektor pertanian bisa meningkat dan pemanfaatan teknologinya juga dapat dimaksimalkan.
"Program petani milenial ini harapannya bisa meningkatkan pendapatan petani dari sisi efisiensi produksi. Serta peningkatan pemanfaatan teknologi baik secara budidaya, pengolahan hingga pemasaran dengan menggunakan IT juga maksimal," katanya.
Menurut Aris, program magang dengan tujuan meregenerasi petani adalah momen yang tepat untuk kondisi saat ini. Saat ini, banyak petani di Kulon Progo yang berusia lanjut, sehingga pembutuhkan regenerasi.
"Pada masa pandemi COVID-19 juga mendorong minat anak muda terjun ke sektor pertanian karena sektor lain tengah terdampak. Bahkan sektor pertanian tidak terkontraksi negatif, karena berbagai komiditas pertanian nilai jual petani sangat tinggi," katanya.