Rabu 17 Mar 2021 18:13 WIB

Setop Kekerasan Myanmar, Paus Fransiskus Siap Berlutut

Lebih dari 180 orang dilaporkan tewas dalam kekerasan yang terjadi di Myanmar.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Paus Fransiskus.
Foto: EPA-EFE/ANDREAS SOLARO/POOL
Paus Fransiskus.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Paus Fransiskus memohon untuk diakhirinya pertumpahan darah di Myanmar, Rabu (17/3) waktu setempat. Dia pun rela berlutut di Myanmar untuk menghentikan pertumpahan darah pada aksi demonstrasi damai menentang kudeta.

"Bahkan saya (bersedia) berlutut di jalan-jalan Myanmar dan mengatakan 'hentikan kekerasan," ujar Paus Fransiskus.

Baca Juga

Paus Fransiskus mengeluarkan desakan ini pada akhir audiensi umum mingguannya yang diadakan dari jarak jauh dari perpustakaan Vatikan karena pembatasan Covid-19. Lebih dari 180 pengunjuk rasa tewas ketika pasukan keamanan mencoba untuk menghancurkan gelombang demonstrasi.

"Sekali lagi dan dengan banyak kesedihan saya merasakan urgensi untuk berbicara tentang situasi dramatis di Myanmar, di mana banyak orang, kebanyakan dari mereka yang masih muda, kehilangan nyawa mereka untuk menawarkan harapan kepada negara mereka," katanya.

Dalam bahasa yang melambangkan apa yang telah dilakukan pengunjuk rasa, Paus Fransiskus bahkan rela berlutut di jalanan Myanmar untuk memohon kepada junta menghentikan kekerasan. "Bahkan saya membuka tangan saya dan berkata 'Biarkan dialog menang. Darah tidak menyelesaikan apapun. Dialog harus menang," kata Paus yang pernah mengunjungi Myanmar pada 2017.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement