Rabu 17 Mar 2021 18:43 WIB

China Miliki Empat Vaksin Lokal yang Disetujui

China baru memberikan vaksin kepada 64 juta dari 1,4 miliar penduduk.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang perwira wanita Angkatan Darat Filipina menerima vaksin Sinovac dari China selama dimulainya vaksinasi di Fort Bonifacio, Metro Manila, Filipina pada hari Selasa, 2 Maret 2021. Filipina meluncurkan kampanye vaksinasi untuk menahan salah satu wabah virus korona terburuk di Asia Tenggara tetapi menghadapi pasokan masalah dan perlawanan publik, yang diharapkan dapat diredakan dengan menyuntik pejabat tinggi.
Foto: AP / Aaron Favila
Seorang perwira wanita Angkatan Darat Filipina menerima vaksin Sinovac dari China selama dimulainya vaksinasi di Fort Bonifacio, Metro Manila, Filipina pada hari Selasa, 2 Maret 2021. Filipina meluncurkan kampanye vaksinasi untuk menahan salah satu wabah virus korona terburuk di Asia Tenggara tetapi menghadapi pasokan masalah dan perlawanan publik, yang diharapkan dapat diredakan dengan menyuntik pejabat tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah menyetujui vaksin Covid-19 baru untuk penggunaan darurat. Vaksin dikembangkan oleh kepala Pusat Pengendalian Penyakit, Gao Fu. Institut Mikrobiologi Akademi China menyatakan, Gao memimpin pengembangan vaksin subunit protein yang telah disetujui oleh regulator minggu lalu, Senin (15/3).

Keputusan terbaru ini menjadi vaksin keempat yang diberikan persetujuan penggunaan darurat. China kini telah menyetujui empat vaksin yang dikembangkan oleh tiga perusahaan China untuk penggunaan umum.

Baca Juga

Vaksin ini dikembangkan bersama oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmacies Co. Ltd. dan Chinese Academy of Sciences. Tim menyelesaikan uji klinis fase 1 dan fase 2 pada Oktober tahun lalu.

Saat ini, vaksin tersebut sedang melakukan uji coba fase terakhir di Uzbekistan, Pakistan, dan Indonesia. Vaksin itu disetujui untuk digunakan di Uzbekistan pada 1 Maret.

Vaksin subunit protein serupa dengan banyak vaksin lain yang telah disetujui secara global dalam hal melatih tubuh untuk mengenali protein lonjakan yang menutupi permukaan vaksin virus corona. Para ilmuwan menumbuhkan versi protein yang tidak berbahaya di dalam sel dan kemudian memurnikannya, sebelum dirakit menjadi vaksin dan disuntikkan.

Hingga saat ini tidak ada informasi yang tersedia untuk umum di jurnal ilmiah peer-review tentang data uji klinis yang menunjukkan kemanjuran atau keamanan. Seorang juru bicara perusahaan mengatakan, data tidak dapat dibagikan sekarang tetapi perusahaan secara aktif memberikan informasi tersebut kepada otoritas kesehatan.

Meski kini memiliki empat vaksin yang terlah mendapatkan persetujuan, China terhitung lamban dalam memvaksinasi populasinya yang berjumlah 1,4 miliar orang. Angka terakhir, menurut pejabat pemerintah  telah memberikan 64,98 juta dosis vaksin per Senin.

China telah menargetkan populasi kunci untuk vaksinasi sejauh ini, yaitu pekerja perawatan kesehatan serta mereka yang bekerja di perbatasan atau bea cukai, dan industri tertentu yang telah dipilih pemerintah. Kelompok kedua, adalah orang tua dan orang-orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya.

"Kami akan segera melakukan vaksinasi massal terhadap populasi yang relevan," kata wakil ketua Komisi Kesehatan Nasional, Li Bin.

sumber : ap
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement