REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu hingga kini masih menerapkan pembelajaran daring bagi para siswa. Faktor keselamatan siswa dan guru menjadi pertimbangan utamanya.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Caridin, mengakui, pembelajaran daring yang sudah berlangsung selama setahun banyak dikeluhkan. Terutama oleh para orang tua maupun siswa.
"Namun berdasarkan kesepakatan dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, untuk sementara ini Indramayu masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online," ujar Caridin, Rabu (17/3).
Caridin menungkapkan, saat ini para siswa sedang menghadapi penilaian tengah semester (PTS). Seperti halnya pembelajaran, PTS pun dilakukan secara daring.
Namun di sejumlah sekolah yang mengalami kendala, PTS dilakukan secara luring. Yakni, siswa datang ke sekolah untuk mengambil soal-soal PTS, lalu mengerjakannya di rumah masing-masing. Jawaban dari soal-soal itu kemudian diserahkan kembali ke sekolah untuk dinilai.
Caridin mengatakan, pihaknya belum menentukan waktu pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Dia menyatakan, akan melihat perkembangan di lapangan terlebih dulu dan terus berkoordinasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu.
Seperti diberitakan sebelumnya, kendala dalam pelaksanaan PJJ salah satunya dialami oleh pelajar di SMP Negeri 1 Gabuswetan, Nurul Hidayah. Pasalnya, pelajar tersebut tidak memiliki handphone.
Kedua orang tua Nurul bekerja sebagai petani. Di keluarganya, hanya ada satu buah handphone yang dipakai bersama-sama. Namun, handphone itu dibawa oleh kakaknya yang bersekolah di sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sedang mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Akibatnya, Nurul sama sekali tidak bisa menggunakan handphone. Padahal, pekan ini dirinya harus mengikuti kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) secara daring.
Untuk mengatasi kondisi itu, Didno selaku wali kelasnya mendatangi rumah Nurul. Dia pun meminjamkan handphone miliknya agar Nurul bisa mengerjakan soal PTS secara daring.
"Karena tidak ada handphone, anak ini (Nurul Hidayah) setiap hari tidak pernah mengerjakan tugas maupun soal ulangan online," terang Didno.
Didno pun menawarkan kepada Nurul Hidayah agar datang ke sekolah. Pasalnya, setiap hari ada guru piket dan guru mata pelajaran yang datang ke sekolah dan mengajar secara daring.