REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Hutan Kota Pakansari, Bogor, mulai memberikan banyak manfaat kepada warga sekitar, mulai dari aspek ekonomi hingga lingkungan. Area hijau ini merupakan bagian dari Corporate Social Contribution (CSC) dari Yayasan Korindo yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor.
Salah satu manfaat yang sudah dirasakan adalah pemberdayaan masyarakat setempat. Dalam pengelolaan Hutan Kota Pakansari, Yayasan Korindo mengajak beberapa warga untuk ikut mengurus. Mereka dilibatkan pada kegiatan pemberian pupuk, pemotongan dahan bagian bawah hingga pengendalian gulma yang berpotensi mengganggu pertumbuhan pepohonan.
Hendrik (52 tahun), satu di antara sekian warga yang diberdayakan, menyebutkan bahwa dirinya merasa senang dapat dilibatkan dalam pengelolaan Hutan Kota Pakansari. Selain membantu dari segi pendapatan, kegiatan tersebut menjadi wadah untuk ikut melestarikan lingkungan di tempat tinggalnya. “Saya senang bisa membantu di sini,” ucap Hendrik yang rutin berkunjung ke hutan kota untuk mengecek kondisi pertumbuhan pepohonan.
Ke depannya, Hendrik berharap, area hijau yang terletak di depan Stadion Pakansari itu dapat semakin tumbuh subur sehingga bisa memberikan banyak manfaat untuk warga sekitar. Di Hutan Kota Pakansari, hanya ada satu jenis pohon yang ditanam, yakni Eucalyptus deglupta. Proses penanamannya dimulai pada 2019 di lahan seluas 2 hektare (ha). Per Februari 2021, jumlah pohon yang telah ditanam mencapai lebih dari 1.800 buah.
Sekretaris Jenderal Yayasan Korindo, Seo Jeong Sik mengatakan, Hutan Kota Pakansari merupakan bentuk komitmen Korindo Group untuk ikut melestarikan lingkungan sekaligus memberdayakan masyarakat stempat. Sejak awal, dia menyebutkan, pengelolaan sudah dilakukan bersama dengan masyarakat setempat dengan tetap dipantau dari Yayasan Korindo.“Kami mengajak beberapa warga untuk mengurus bersama-sama,” ujarnya.
Dengan pengelolaan yang intensif ini, pepohonan Eucalyptus deglupta di Hutan Kota Pakansari tumbuh subur. Khususnya pohon yang ditanam pertama kali pada bagian terdepan dari hutan kota.
Bahkan, pertumbuhan beberapa batang pohon yang dikenal dengan sebutan pohon pelangi ini telah melampaui target. Seo Jeong Sik memperkirakan, saat ini, tinggi beberapa pohon sudah mencapai tujuh meter, melampaui ekspektasi dan target yang ditetapkan Yayasan Korindo. “Kami menargetkan pertumbuhan pohon-pohon ini lima meter dalam satu tahun, namun banyak yang sudah lebih tinggi dari itu,” tuturnya.
Selain pengelolaan yang maksimal, banyak faktor lingkungan yang menyebabkan pepohonan dapat tumbuh subur seperti sinar matahari dan intensitas hujan. Manfaat yang kini juga mulai banyak dirasakan adalah pemanfaatan ilalang untuk pakan ternak. Pada bagian belakang Hutan Kota Pakansari, terdapat area yang sulit menyerap air atau disebut sebagai wet area. Ketika hujan turun, air kerap menggenang di sekitar pepohonan dan ilalang tumbuh dengan cepat.
Meski berpotensi mengganggu pertumbuhan pohon, Yayasan Korindo tetap melakukan pengendalian gulma secara selektif. Tujuannya, agar masyarakat sekitar dapat memanfaatkannya untuk makanan ternak.“Warga yang punya kambing atau sapi bisa memotong rumput di sini untuk pakan ternak mereka,” ucapnya.
Ia menambahkan, masih banyak potensi manfaat yang bisa diciptakan dari keberadaan Hutan Kota Pakansari. Misalnya, saat pepohonan sudah tumbuh semakin subur, area ini dapat menjadi daerah resapan air. Pasalnya, Eucalyptus deglupta memiliki karakteristik akar yang mampu menyerap air dalam jumlah banyak. Di sisi lain, Hutan Kota Pakansari dapat dimanfaatkan sebagai area rekreasi masyarakat sekitar.
Tajuk yang rindang dari Eucalytpus deglupta memungkinkan pengunjung dapat berolahraga maupun sekadar bersantai di bawahnya. Warna batang yang menampilkan gurat warna-warni menambah rasa nyaman secara visual. Yayasan Korindo akan menyerahkan hutan kota ini pada Pemerintah Kabupaten Bogor pada November 2022. “Jadi, selama tiga tahun ini (re: 2019-2021), kami akan kelola dulu untuk diserahkan ke pemkab pada November 2022,” katanya.