Rabu 17 Mar 2021 21:50 WIB

Dosen UMM Kenalkan Teknologi Tepat Guna ke Warga Sumenep

Program ini bertujuan meningkatkan pendapatan nelayan melalui teknologi tepat guna

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Tiga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pengabdian berupa Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) di Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep
Foto: dok humas umm
Tiga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pengabdian berupa Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) di Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Tiga dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melakukan pengabdian berupa Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTTG). Dosen Iin Hindun bersama Mulyono dan Husamah menggaet warga di Kepulauan Sapeken, Kabupaten Sumenep dalam pelaksanaan programnya.

Iin dan rekannya fokus mengatasi permasalahan pada kelompok Industri Rumah Tangga (IRT) dan juga kelompok nelayan. Agenda pengabdian  ini mendorong IRT yang diberi nama Dapoer Emmak untuk lebih produktif dan menghasilkan lebih banyak produk makanan.  Selain itu, program yang juga menggaet kelompok nelayan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan yang sudah ada melalui teknologi tepat guna.

Iin Hindun menjelaskan, dua kelompok tersebut memiliki beberapa masalah. Salah satunya mengenai tingkat kehigienisan pada produk olahan hasil laut yang dirasa kurang maksimal. "Hal tersebut disebabkan karena alat yang kurang memadai," katanya.

Selain itu, alat yang digunakan juga tidak tahan lama dan cepat rusak. Sementara itu, kelompok nelayan merasa bahwa hasil tangkapannya kurang serta tidak tahan lama. Ketahanan bahan bakar juga menjadi masalah bagi nelayan setempat. 

Melihat beberapa masalah ini, Iin dan tim tergerak untuk memberikan peningkatan dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang bisa menjadi solusi untuk IRT dan nelayan. Tim memberikan alat penyuir daging ikan untuk memudahkan proses pembuatan abon. Alat penyuir abon tersebut sekaligus menjadi jawaban untuk masalah produksi makanan yang tidak tahan lama. “Tingkat kebersihan produk juga meningkat seiring penggunaan alat ini. Produksi makanan yang dihasilkan kelompok Dapoer Emmak jadi lebih higienis,” kata Iin dalam pesan resmi, Selasa (16/3).

Selain itu, Iin dan tim juga memberikan solusi akan ketahanan bahan bakar yang dialami oleh nelayan setempat. Energi solar menjadi jawaban atas masalah tersebut. Dengan menggunakaan alat tersebut, nelayan bisa menghemat biaya bahan bakar. Selain itu juga menghilangkan rasa takut nelayan akan kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan. 

Selanjutnya, ketiga dosen ini juga memberikan pendingin ikan dalam perahu. Alat itu nantinya dapat membuat tangkapan para nelayan menjadi lebih awet dan tahan lama. 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement