REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandarlampung meminta pemerintah tidak terburu-buru soal kebijakan mudik lebaran tahun ini. Pemerintah diharap fokus pada vaksinasi Covid-19 terlebih dahulu sebelum memikirkan hal tersebut.
"Pemerintah harus bijaksana dalam hal ini, harusnya selesaikan dahulu proses vaksinasi, baru membuat kebijakan mudik sambil berjalan," kata Ketua IDI Bandarlampung dr Aditya M Biomed, di Bandarlampung, Rabu (17/3).
Menurutnya, sekarang ini belum saatnya pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait mudik. Sebab perayaan Idul Fitri pun masih dua bulan mendatang.
"Jadi jangan terburu-buru dulu terkait hal mudik ini, sebaiknya kita lihat perkembangannya ke depan bukan hari ini saja, tapi tiap hari dan bulan kalau memang memungkinkan ya silakan saja kebijakan tersebut diambil," kata dia pula.
Namun, lanjut dia, meskipun nanti dalam perjalanannya kasus Covid-19 di Indonesia menurun, pemerintah harus tetapi memiliki inovasi baru dalam mengantisipasi sebaran Covid-19 pada kegiatan mudik sehingga tidak menjadi klaster baru.
"Ya ini harus diperhatikan dan kita sambil belajar juga untuk mengurangi persebaran Covid-19 ini harus ada inovasi baru atau cara baru nanti di setiap pintu kedatangan, sehingga orang aman mudik, kalau tidak diintensifkan bisa jadi akan membuat klaster," kata dia lagi.
Menurutnya pula, saat ini semua orang berkepentingan untuk menyukseskan program vaksinasi ini. Sebab bila tidak tercapai 70 persen, untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), maka vaksinasi ini bisa dianggap gagal.
"Jadi dengan adanya vaksin sebenarnya berkah tersendiri, karena memang apa yang saya lihat dalam satu pekan ke belakang jumlah kasus positif di Lampung pun mengalami penurunan," kata dia pula.