Kamis 18 Mar 2021 09:38 WIB

Tekanan Eksternal Meningkat, BI Disarankan Tahan Suku Bunga

BI harus lebih berhati-hati terhadap peningkatan risiko eksternal.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonom dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menyarankan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga kebijakan yang akan diumumkan hari ini. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky menyampaikan dalam kondisi yang tidak menentu ini, LPEM FEB UI melihat bahwa BI harus lebih berhati-hati terhadap peningkatan risiko eksternal.

"BI perlu mempertahankan suku bunga kebijakan di 3,50 persen bulan ini," katanya dalam laporan Seri Analisis Makroekonomi untuk Rapat Dewan Gubernur BI Maret 2021 yang ditulis bersama ekonom FEB lain, Rabu (17/3).

Baca Juga

Meningkatnya ekspektasi inflasi di AS telah memicu arus modal keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun inflasi masih rendah, tren penurunan kasus harian Covid-19, peningkatan IKK dan neraca perdagangan mengindikasikan awal pemulihan.

Meskipun inflasi rendah masih terus berlanjut yang menandakan permintaan agregat masih lemah, BI dinilai harus memprioritaskan stabilitas Rupiah di bulan ini. Kebijakan moneter ekspansif apapun disebut akan terlalu merugikan BI saat ini karena kinerja kondisi ekonomi juga masih jauh dari pulih.

"Oleh karena itu, kami melihat bahwa BI perlu menahan suku bunga kebijakan pada 3,50 persen bulan ini sebagai langkah pencegahan untuk menstabilkan Rupiah," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement