REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bentrokan antarkelompok terjadi di Jalan Pasar Minggu Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu (17/3) malam. Warga menyebut, penyerangan yang mengakibatkan puluhan korban luka itu dilakukan oleh anggota organisasi kemasyarakatan (ormas).
Pihak kepolisian mengakui memang ada pihak luar yang terlibat dalam bentrokan terkait tanah sengketa itu. Bentrokan itu diketahui pecah pukul 21.00 WIB. Pihak terlibat adalah kelompok warga Pancoran Buntu II bersama anggota Forum Solidaritas Pancoran Bersatu menghadapi kelompok yang diduga ormas.
Dalam sebuah video yang diterima Republika.co.id, tampak seorang pria melemparkan bom molotov saat bentrokan terjadi. Diketahui pula, lalu lintas di lokasi bentrokan sempat ditutup hingga situasi akhirnya kondusif pada Kamis (18/3) dini hari.
Bentrokan tersebut diketahui berakar pada persoalan perebutan lahan di Jalan Pancoran Buntu II. Sebuah perusahaan milik negara mengaku sebagai pemilik sah lahan itu. Sedangkan warga juga mengaku sebagai pemilik sah berdasarkan hak waris.
Perwakilan Solidaritas Forum Pancoran Bersatu, Leon Alvinda Putra, mengatakan, akibat bentrokan itu, sedikitnya 22 warga mengalami luka-luka. Korban luka itu merupakan warga Jalan Pancoran Buntu II dan anggota Forum Solidaritas Pancoran Bersatu.
“Korban kekerasan Pancoran 22 orang. 15 orang luka ringan, 7 luka berat. Salah seorang yang luka berat masih dirawat di RS Tebet," kata Leon ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (18/3).
Leon menuding, bentrokan terjadi karena pihak perusahaan milik negara itu mengerahkan anggota ormas untuk menghadapi warga. "Itu penggusuran dari Pertamina melalui PTC (Pertamina Training and Consulting), terus mereka sewa oknum ormas," kata dia.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Azis Andriansyah mengatakan, bentrokan terjadi memang karena sengketa tanah. Padahal, pihak kepolisian dalam beberapa waktu terakhir sudah mengupayakan mediasi antara kedua pihak untuk menjaga kondusifitas wilayah.
"Namun pada malam hari ini, bukan pihak-pihak yang bersengketa (yang bentrok). Tapi ada pihak-pihak luar yang menunggangi masing-masing kelompok," kata Azis kepada wartawan, Kamis (18/3) dini hari. Baik pihak warga maupun pihak perusahaan sama-sama mendatangkan massa dari luar. Walhasil, kata Aziz, bentrokan terjadi.
Terkait tudingan bahwa pihak perusahaan mendatangkan anggota ormas untuk bentrokan ini, Azis masih enggan memberikan penjelasan. "Itu nanti saja," katanya.