REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pemprov Jabar menyalurkan 159 ton beras untuk 117.288 warga di 18 kecamatan. Semua penerima bantuan itu, korban banjir besar yang terjadi Februari 2021.
Selain beras, Pemprov juga menyerahkan benih udang untuk Gapoktan Mulya Tani (Desa Mulyasari), Gapoktan Sumber Tani (Desa Langensari), dan Gapoktan Barokah Tani (Desa Kosambi).
Menurut Wagub, beras merupakan cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) milik Jabar. Bantuan diberikan sebagai bentuk perhatian Pemdaprov kepada korban banjir di Subang.
“Harapan kami bantuan ini bisa bermanfaat dan juga tidak ada masalah di akhirnya,” ujar Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Uu meminta Pemkab Subang mengawasi pendistribusian hingga sampai ke tangan warga dengan utuh. "Kami tidak berharap ada bantuan provinsi ujung-ujungnya musibah, kisruh, administrasi tidak beres, dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya," katanya.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Jafar Ismail, bantuan beras dan benih diberikan agar tidak terjadi rawan pangan di sekitar lokasi bencana.
Menurutnya, sejak 2009 Pemprov selalu menyediakan cadangan beras yang dianggarkan dari APBD provinsi. Jumlah yang diwajibkan 200 ton. Namun sejak keluar Permentan 11/2018, cadangan beras wajib sebanyak 3.600 ton, disesuaikan jumlah penduduk.
Pada 2021, kata dia, Pemprov menganggarkan untuk pengadaan 1.200 ton beras cadangan, dan sudah ada 630 ton. Dengan bencana yang terjadi di beberapa daerah, cadangan beras yang siap disalurkan sebanyak 531 ton untuk sekitar 1,6 juta jiwa korban bencana.
“Diharapkan tahun ini segera dapat dialokasikan pada masyarakat yang terdampak,” kata Jafar.
Wakil Bupati Subang Agus Masykur, banjir telah jadi langganan daerahnya sejak 2015. Tahun ini tercatat banjir merendam 11.572 hektare sawah dan 4.897 hektare tambak kolam ikan air tawar yang tersebar di 21 kecamaan. “Kerugian diperkirakan mencapai Rp 421,60 miliar,” kata Agus.