REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - PT Bank KB Bukopin Tbk menggelar kegiatan pengenalan logo dan brand barunya di Mercure Hotel, Jalan Setiabudi, Kota Bandung, Rabu petang (17/3). Kegiatan dihadiri Direktur Utama PT KB Bukopin Tbk, Rivan A Purwantoro dan segenap jajaran Bank Bukopin Tbk Kantor Cabang Bandung, Karawang, Cirebon, dan Tasikmalaya.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian acara launching corporate identity kepada publik, khususnya nasabah KB Bukopin di berbagai kota. Khusus di Kota Bandung, pengenalan logo ini cukup menarik.
Karena, selain mengenalkan logo KB Bukupin mengajak semua undangan untuk bermain angklung. Undangan yang hadir, diberi angklung satu persatu mereka pun bergembira mengikuti instruktur memainkan angklung sebagai salah satu alat musik tradisional di Jawa Barat.
Menurut Direktur Utama PT KB Bukopin Tbk, Rivan A Purwantoro, seiring perubahan logo dan brand KB Bukopin, pihaknya telah melakukan transfer of knowledge, perubahan business process, hingga market target. Bahkan, pihaknya pun telah menentukan segmentasi yang lebih spesifik yang menjadi prioritas KB Bukopin.
"Setelah menggunakan brand ini, saya kira lengkap sekali, satu kolaborasi yang baik. Kita lihat bahwa kolaborasi ini adalah lokalnya masih diterima nama Bukopin-nya, KB adalah globalnya," kata Rivan.
"Tapi, statement paling penting adalah bank dengan muatan lokal. Bank yang berasal dari lokal, tapi siap menjadi bank global," imbuh Rivan.
Rivan mengatakan, KB Bukopin bertekad masuk dalam jajaran 10 bank terbesar di Indonesia dalam lima tahun ke depan dengan indikator, di antaranya market target yang mencapai triliun dan posisi aset mencapai Rp 200 triliun.
"Untuk modal nggak ada isu karena ini masa proses. Modal tidak jadi isu karena ini learn by doing karena bank yang bagus dimiliki oleh lembaga keuangan yang hebat, sehingga kita bisa mengembangkan kapan pun juga. Saya kira itu kekuatannya. Kekuatan bisnis yang kita lakukan, kekayaan, dan komitmen pemegang saham pengendali, sehingga kita bisa menjadi 10 besar," paparnya.
Menurut Rivan, pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran bagi KB Bukopin, di antaranya soal segmentasi dan kontribusi nasabah hingga penerapan berbagai layanan melalui sistem digital. Berkaca pada pengalaman selama pandemi, pihaknya yakin, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap KB Bukopin pun akan semakin meningkat.
Menurutnya, dalam peruntukan Information Technology Strategic Plan, KB Bukopin menggunakan KB Generation System, yakni semua platform yang digunakan KB Bukopin dalam transformasi layanan digitalnya. Karenanya, KB Bukopin bukan membangun sistem digital, melainkan betul-betul melakukan migrasi ke dalam sistem digital yang baru.
Migrasi ini, kata dia, penting dan tidak mudah karena menggunakan sistem baru. Tapi, begitu jalan, ini menjadi lengkap karena kita tidak butuh lagi custom exprience. "Karena apa yg digunakan KB Bukopin dengan 60 juta nasabah, saya kira bisa digunakan di nasabah KB Bukopin mendatang," katanya.