Kamis 18 Mar 2021 14:17 WIB

Terungkap Mengapa Rudal Iran Tembak Jatuh Pesawat Ukraina

CAO merilis laporan teranyar tentang jatuhnya pesawat Ukraina Airlines.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Warga berkerumun di antara puing pesawat Ukraina yang jatuh di Shahedshahr, barat daya ibu kota Teheran, Iran, Rabu (8/1). Pesawat itu membawa 176 penumpang yang jatuh tak lama setelah lepas landas.

REPUBLIKA.CO.ID,  TEHERAN -- Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAO) merilis laporan akhir tentang jatuhnya penerbangan Ukraine Airlines tahun lalu pada Rabu (17/3). Organisasi tersebut mengonfirmasi laporan sebelumnya oleh otoritas Iran bahwa Penerbangan PS752 dijatuhkan oleh dua rudal dan disebabkan oleh kesalahan manusia dalam mengoperasikan sistem pertahanan permukaan-ke-udara.

Pesawat itu ditembakkan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) pada 8 Januari 2020. Ketika itu kondisi dalam siaga tinggi setelah Iran menembakkan lebih dari 12 rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak untuk membalas pembunuhan jenderal Iran, Qassem Soleimani.

Baca Juga

Seperti dikutip dari Aljazirah, CAO mengatakan, laporannya bertujuan untuk tidak memihak dalam upaya mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan dan tidak ingin menyalahkan. Seperti yang dikatakan para pejabat Iran sebelumnya, laporan itu mencatat bahwa itu dirancang setelah mencari umpan balik dari negara-negara yang terlibat, termasuk Ukraina.

Menurut laporan CAO, sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara yang dipakai adalah TOR M-1 buatan Rusia atau juga dikenal sebagai SA-15 Gauntlet oleh North Atlantic Treaty Organization (NATO). Sistem pertahanan udara menghantam pesawat hanya enam menit setelah lepas landas dari bandara di Teheran.

CAO menyatakan, angkatan bersenjata Iran telah mengantisipasi bahaya dan menyusun strategi setelah serangan sebelumnya. Mereka dilaporkan menghentikan semua penerbangan ke negara tetangga Irak. Tak hanya itu, penerbangan lepas landas dari bandara non-komersial juga telah diidentifikasi berisiko. Sebaliknya untuk lepas landas dari bandara komersial sangat rendah. Namun fakta di lapangan tidak terjadi.

Baca juga : Menlu Retno Minta Usut Pemain RI Dipaksa Mundur All England

"Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa risiko yang dievaluasi tidak sebanding dengan kenyataan yang ada dan kesalahan yang tidak dihitung dalam prediksi sebelumnya terjadi,” kata laporan CAO.

Serangan salah sasaran ini terjadi akibat baterai rudal telah dipindahkan sekitar 100 meter sebelum pesawat ditembak jatuh. Sistem baterai itu  sebenarnya perlu dikalibrasi ulang. Namun, ternyata tidak dan karena itu beroperasi dengan kesalahan 105 derajat pada saat diluncurkan.

Operator meyakini bahwa pesawat sipil tersebut adalah objek musuh yang datang ke Teheran dari arah lain. Sistem tanpa menyadari bahwa itu adalah pesawat penumpang yang baru saja lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement