Jumat 19 Mar 2021 05:25 WIB

Muslim Keluhkan Islamofobia di Partai Buruh Inggris

Kepemimpinan Partai Buruh Inggris mengatasi islamofobia dipertanyakan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Keluhkan Islamofobia di Partai Buruh Inggris. Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_92
Muslim Keluhkan Islamofobia di Partai Buruh Inggris. Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Berdasarkan survei terbaru, lebih dari setengah populasi Muslim dari oposisi utama Partai Buruh Inggris mempertanyakan kemampuan para pemimpinnya. Khususnya, kemampuan dalam mengatasi Islamofobia yang marak terjadi.

Studi yang dilakukan oleh Labour Muslim Network (LMN), mengungkapkan 55 persen anggota Muslim tidak mempercayai kepemimpinan yang ada untuk mengatasi Islamofobia secara efektif. Bahkan, 59 persen lainnya, termasuk pendukung di luar partai, mengatakan mereka tidak merasa terwakili dengan baik oleh kepemimpinan tersebut.

Baca Juga

"Kami berterima kasih kepada LMN atas laporan penting ini, serta pekerjaan mereka untuk memastikan anggota Muslim kami diwakili, dilibatkan dan didengar," kata pemimpin Partai Buruh Keir Starmer dan wakil pemimpin Angela Rayner dikutip dari Arab News, Kamis (18/3).

Dia menegaskan berkomitmen akan memberantas Islamofobia agar tidak mendapat tempat di partai atau masyarakat. Sehingga, berdasarkan survei yang ada dari LMN, ia berharap bisa menerapkan rekomendasi yang ada.

Dalam survei yang ada, disebutkan juga lebih dari seperempat Muslim pernah mengalami Islamofobia di dalam partai. Tak sampai di sana, sekitar 48 persen dari anggota Muslim Partai Buruh mengatakan mereka tidak memiliki kepercayaan pada kemampuan partai untuk menangani keluhan secara efektif.

Survei tersebut juga menemukan 44 persen responden berpendapat Partai Buruh gagal menanggapi Islamofobia dengan serius. Partai Buruh mengatakan berencana menemui LMN demi menemukan solusi bagi Islamofobia itu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement