REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Laporan baru oleh Anti-Defamation League (ADL), propaganda supremasi kulit putih mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di Amerika Serikat (AS) pada 2020, Rabu (17/3). Tahun lalu menandai tingkat tertinggi propaganda supremasi kulit putih yang terlihat setidaknya dalam satu dekade.
Dikutip dari Aljazirah, ada 5.125 kasus rasis, anti-Semit, anti-LGBTQ dan pesan kebencian lainnya. Kasus tersebut disebarkan melalui selebaran fisik, stiker, spanduk dan poster pada 2020.
Jumlah itu hampir dua kali lipat dari 2.724 kasus yang dilaporkan pada 2019. Propaganda daring jauh lebih sulit untuk diukur dan kemungkinan kasus-kasus itu mencapai jutaan.
"Propaganda kebencian adalah taktik teruji dan benar untuk supremasi kulit putih, dan aktivitas di lapangan ini sekarang lebih tinggi dari yang pernah kami rekam sebelumnya," kata CEO ADL, Jonathan A Greenblatt.
Laporannya muncul ketika otoritas federal menyelidiki dan menuntut pihak yang menyerbu Capitol AS pada Januari. Beberapa di antaranya dituduh memiliki hubungan atau mengungkapkan dukungan untuk kelompok-kelompok pembenci dan milisi anti-pemerintah.
"Penganut supremasi kulit putih tampaknya lebih berani dari sebelumnya, dan tahun pemilihan, pandemi, dan faktor-faktor lain mungkin telah memberi para ekstremis ini dorongan tambahan," kata Greenblatt.