Kamis 18 Mar 2021 17:14 WIB

Sungai Tambak Wedi Surabaya Tercemar Fosfat dan Khlorin

Kandungan fosfat di Sungai Tambak Wedi sebesar 45 part per milion (ppm)

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Komunitas Tolak Plastik sekali pakai (KTP), Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Surabaya (Mupalas) dan ECOTON melakukan penelitian air di Sungai Tambak Wedi, Surabaya pada Kamis siang (18/3). 
Foto: Dok. Ecoton
Komunitas Tolak Plastik sekali pakai (KTP), Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Surabaya (Mupalas) dan ECOTON melakukan penelitian air di Sungai Tambak Wedi, Surabaya pada Kamis siang (18/3). 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Komunitas Tolak Plastik sekali pakai (KTP), Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Surabaya (Mupalas) dan Ecoton melakukan penelitian air di Sungai Tambak Wedi, Surabaya pada Kamis siang (18/3). Komunitas-komunitas tersebut menemukan kandungan air di sungai telah tercemar fosfat dan khlorin.

Pengurus Harian Mupalas, Faisol Mardiono mengatakan, kondisi di Sungai Tambak Wedi tidak lepas dari pencemaran deterjen dari masyarakat sekitar. Faisol khawatir kondisi akan semakin parah dalam beberapa tahun ke depan. "Dua tahun lagi ekosistem Sungai Tambak Wedi (bisa) buyar," ungkapnya.

Dalam penelitian kali ini, para anggota komunitas mengambil sampel air di tiga titik muara Sungai Tambak Wedi. Mereka menggunakan alat Total Dissolved Solid (TDS) atau kandungan ion terlarut dalam air. Kemudian pengukur fosfat, amonium, pH meter, khlorin dan plankton net untuk mengambil sampel mikroplastik.

Peneliti dari KTP, Miftakhul Rohmah mengatakan, kandungan fosfat di Sungai Tambak Wedi sebesar 45 part per milion (ppm). Sementara untuk TDS mencapai 4.015 hingga 5.012 ppm. "Padahal untuk baku mutu air sungai parameter TDS harus lebih kecil 1.500 ppm dan kadar fosfat tidak boleh lebih dari lima ppm," katanya.