Kamis 18 Mar 2021 17:17 WIB

Jawaban Saat Para Sahabat Tanyakan Rampasan Perang

Harta rampasan perang sempat menjadi bahan polemik sahabat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Harta rampasan perang sempat menjadi bahan polemik sahabat. Ilustrasi harta rampasan perang
Foto: Pixabay
Harta rampasan perang sempat menjadi bahan polemik sahabat. Ilustrasi harta rampasan perang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para sahabat Nabi Muhammad SAW pernah bertanya soal harta rampasan perang. Hal ini berkaitan dengan banyaknya harta rampasan perang dan kinerja dalam pertempuran.

Saat itu siapapun yang memiliki lebih banyak harta rampasan perang, dianggap merupakan bentuk keberuntungan dan hasil kinerjanya dalam perang. Namun persoalannya adalah, setiap pejuang dalam perang tentu berharap mendapatkan bagian terbesar dari harta rampasan perang. 

Baca Juga

Contohnya sebagaimana dalam Perang Badar. Para pejuang Islam yang ikut dalam Perang Badar terdiri dari tiga kelompok. Kelompok pertama berangkat ke area musuh, di mana mereka berpotensi dikalahkan dan terbunuh.

Kelompok kedua menjaga Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kelompok ketiga bertugas bekerja dengan mengumpulkan rampasan perang dan menangkap para tahanan. 

Dalam kitab Fath al-Baari, dijelaskan bahwa para sahabat sebelum berperang mendengar Rasulullah SAW bersabda: 

من قتل قتيلًا فله سلبه، ومن أتى بأسير فله كذا وكذا "Siapapun yang membunuh musuh (dalam perang), boleh menjarahnya. Dan siapa yang membawa tawanan, maka mendapatkan ini dan ini." 

Perang Badar berakhir dan kaum Muslimin meraih kemenangan sehingga dirampaslah harta kaum Quraisy dan ditangkap pula para tawanan dari Quraisy. 

Dalam kondisi ini, setiap kelompok menganggap merekalah yang lebih berhak atas sebagian besar harta rampasan itu karena keberhasilan dan peran penting yang dibawanya. Kelompok yang bertempur dan bentrok langsung dengan para petempur dari Kaum Quraisy menganggap merekalah yang membawa kemenangan. 

Sedangkan kelompok kedua beranggapan perannya jauh lebih penting karena menjalankan misi besar yakni melindungi Rasulullah SAW. Kelompok ketiga merasa lebih berhak karena telah menangkap para tahanan.

Masing-masing kelompok punya pandangan yang sama, yaitu merasa patut mengambil porsi lebih besar atas harta rampasan perang. Kemudian, datanglah jawaban yang mengoreksi pandangan tersebut, sebab kemenangan itu datang dari Allah SWT: 

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ ۖ قُلِ الْأَنْفَالُ لِلَّهِ وَالرَّسُولِ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ ۖ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul, oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman".”  

Ayat tersebut mengingatkan untuk takut kepada Allah SWT dan jangan tertarik pada harta rampasan perang. Sebab, bukan mereka yang membawa kemenangan. Perselisihan atas rampasan perang merusak persaudaraan dan cinta di antara mereka. Karena itu, pastikan untuk berdamai dalam bingkai ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

 

Sumber: alukah  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement