REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengatakan saat ini Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Era ini adalah ketika teknologi digital akan menjadi bagian penting dalam setiap produksi di industri.
Hal tersebut dibuktikan dengan posisi Indonesia saat ini yang menempati lima besar dunia negara dengan startup terbanyak, di atas Prancis, Australia, dan negara-negara di Asia Tenggara. Selain itu, Nizam mengatakan bahwa jangan sampai ada mata rantai yang terputus antara Perguruan Tinggi dan industri.
Nizam mengatakan, saat ini hampir setiap kebutuhan masyarakat Indonesia masih berasal dari impor, baik itu produk pertanian, perikanan, perkebunan dan lain sebagainya. Hal tersebut diamini oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
"Saat ini masih banyak produk pakan ikan yang berasal dari luar negeri. Indonesia harus menjadi tuan di rumahnya sendiri dan kebijakan yang dihasilkan harus menjadi jembatan untuk pembangunan ekonomi," kata Trenggono, dalam keterangannya, Kamis (18/3).
Trenggono menjelaskan, saat ini terdapat komoditas laut yang menjadi potensi pasar dunia, diantaranya lobster, udang, dan rumput laut. Selain itu, dirinya mengatakan, produksi perikanan di tahun 2020 berjumlah 23.162.583 ton, dan diluar hal tersebut, peluang yang dimiliki lautan Indonesia sangat besar sekali.
"Harapan ke depan produksi ikan tangkap akan menurun dan produksi ikan budidaya akan meningkat", ujar Trenggono.
Untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya diperlukan riset dan teknologi sehingga tujuan dapat tercapai. Sementara itu, pusat ilmu pengetahuan dan teknologi berada di perguruan tinggi.