REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) akan memasang PLTS atap berkapasitas 1,2 MW di Stadion Gelora Bung Karno. Melalui anak usaha Pertamina, Power & NRE Subholding Pertamina menandatangani nota kesepakatan kerja sama mengenai pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Komplek Gelora Bung Karno (GBK).
Nota kesepakatan kerja sama ini ditandatangani oleh Chief Executive Officer (CEO) Power & NRE Subholding Dannif Danusaputro bersama Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno, Rakhmadi A Kusumo dan disaksikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Setya Utama, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Dalam kerja sama ini, Pertamina memiliki peran utama dalam mempersiapkan studi kelayakan teknis meliputi jenis panel surya yang relevan, kekuatan struktur bangunan yang sudah ada, sistem kelistrikan, keamanan publik dan studi terkait lainnya.
PLTS yang akan dikembangkan di kawasan Gelora Bung Karno berkapasitas sekitar 1,2 MW. PLTS di kawasan Gelora Bung Karno ditargetkan dapat selesai pada 2021.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan bahwa Kementerian Kesekretariatan Negara selaku pemilik aset negara menyampaikan terima kasih kepada Pertamina yang telah mendukung upaya pemerintah dalam pemanfaatan aset negara dengan membangun PLTS di GBK.
“Kita berupaya keras untuk semakin go green dan memanfaatkan tanah negara sepenuhnya untuk publik. Kita ingin memberikan kontribusi yang terbesar untuk masyarakat ke depan,” ujar Pratikno, Kamis (18/3).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyambut positif kerja sama pembangunan PLTS di GBK. Dia menambahkan bahwa di lingkungan kantor dan perumahan Pertamina juga telah menggunakan energi terbarukan. Terdapat sekitar 6.000 SPBU serta terminal LPG dan BBM juga siap menggunakan PLTS dengan sel surya.
“Ini potensi terbesar, selain meningkatkan realisasi program renewable energy juga dapat meningkatkan nilai ekonomis serta ikut mendukung upaya pengembangan bisnis energi yang berkelanjutan sesuai dengan implementasi ESG (environment, social, and governance),” kata Nicke.