Kamis 18 Mar 2021 22:15 WIB

Hingga Februari, Penjaminan KUR Askrindo Lebihi Rp 20 T

Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu untuk periode yang sama.

Ilustrasi asuransi.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi asuransi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Dalam kondisi pandemi Covid-19, yang berkepanjangan, Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) tetap menjalankan tugasnya untuk menjamin kredit, terutama kredit untuk usaha kecil atau yang lebih dikenal dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal ini dilakukan untuk menjaga kelangsungan usaha mikro dan kecil, sejalan dengan upaya pemerintah mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). 

Dalam masa dua bulan pertama tahun ini, asuransi milik BUMN itu telah memberikan penjaminan kredit mencapai Rp 20,69 triliun, atau naik sekitar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan total jumlah debitur mencapai 553.537 UMKM dan jumlah tenaga kerja yang diserap mencapai 827.649 orang. 

Keberadaan stimulus pemerintah dalam rangka menghadapi dampak Covid-19, terhadap perekonomian melalui peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), telah membantu Askrindo untuk bisa menjaga rasio tingkat penjaminan atau yang lebih dikenal dengan ratio Non Performing Guarantee (NPG) dilevel yang sehat yakni sebesar 0,7%, hal ini memperlihatkan kemampuan UMKM untuk membayar kewajibannya tetap berjalan dengan baik. 

"Tantangan kedepan bagi kami menjaga rasio NPG dilevel yang sehat bila nanti peraturan OJK tersebut sudah dicabut," ujar Direktur Utama PT Askrindo Dedi Sunardi, Kamis (18/3).

Dedi juga menambahkan, Askrindo akan meningkatkan likuiditas perusahaan antara lain dengan menaikkan cadangan imbal jasa penjaminan (IJP), cadangan klaim dan reasuransi. Di samping upaya tersebut, kata dia, Askrindo akan meningkatkan perolehan recoveries dengan tetap melakukan penagihan secara intens baik kepada perbankan maupun mitra bisnis secara langsung.

Ia menjelaskan, penjaminan kredit yang diberikan oleh anak usaha Indonesia Financial Group (IFG) ini, antara lain diberikan untuk sektor perdagangan mencapai Rp 9,31 triliun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 291.265 orang, sektor pertanian dan kehutanan mencapai Rp 6,1 triliun, serapan tenaga kerja mencapai 365.343 orang. 

Penjaminan kredit bagi industri kecil sebesar Rp 1,97 triliun, dengan serapan tenaga kerja sebesar 52.666 orang, sektor jasa dan sektor lainnya sebesar Rp 1,87 triliun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 70.452 orang. Kemudian, sektor penyediaan akomodasi sebesar Rp 1,04 trliun, dengan serapan tenaga kerja mencapai 35.449 orang, dan sektor perikanan dan kelautan sebesar Rp 374 miliar dengan serapan tenaga kerja mencapai 11.993 orang serta sektor konstruksi sebesar Rp. 24 milyar dengan serapan tenaga kerja mencapai 482 orang.     

"Hingga akhir tahun ini, pemerintah menetapkan target penyaluran KUR mencapai Rp 253 triliun. Askrindo menargetkan akan mengambil porsi sebesar Rp 126,5 triliun. Imbal jasa penjaminan KUR diperkirakan mencapai Rp 2,9 triliun, dengan tingkat risiko kredit yang terukur.  Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi kami dalam menjalankan tugas menjamin KUR dimasa Pandemi saat ini," ujar Dedi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement