Jumat 19 Mar 2021 03:23 WIB

Soal Masa Jabatan Presiden tak Perlu Diributkan Lagi

Presiden Jokowi sudah menegaskan sikapnya yang tak berniat menjabat tiga periode

Seorang pria membawa kotak suara. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Adwit B Pramono
Seorang pria membawa kotak suara. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pernyataan Amien Rais bahwa amandemen UUD 1945 merupakan upaya untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi menjadi tiga periode mendapatkan banyak komentar dari berbagai pihak. Kalangan pengamat pun tak ketinggalan untuk mengomentarinya.

 

Salah satunya pengamat politik dari Magnum Opus Research and Political Consulting Iman Soleh yang justru mengritisi komentar mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu. Ia menganggap pernyataan Amien itu merupakan cara untuk mencari perhatian publik menjelang pemilu 2024.

“Amien Rais hanya ingin mencari panggung politik. Ketika kontestasi 2024 sebentar lagi, dia tidak mau ketinggalan sebagai tokoh reformasi,” ujar Iman.

Tak perlu ribut-ribut, menurut Iman, politikus senior pendiri Partai Umat itu hanya perlu menjaga legacy amandemen UUD yang pernah dilakukan dulu. Amandemen itu dijaga dengan baik tanpa harus membuat pernyataan heboh.

Iman juga mempertanyakan sikap Amien yang kerap melontarkan kritik menyerang pemerintah. Seandainya tokoh reformasi itu bisa berbicara lebih bijak dan masuk dalam kontestasi demokrasi, itu bisa lebih diterima publik.

Presiden Jokowi sendiri telah membantah memiliki keinginan untuk memperpanjang masa jabatannya menjadi tiga periode melalui amandemen UUD. “Saya tegaskan, saya tidak ada niat. Tidak juga berminat menjadi presiden tiga periode,” kata Jokowi, seperti dikutip dari tayangan di kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement