Kamis 18 Mar 2021 22:53 WIB

Haul ke-4 KH Hasyim Muzadi, Berkah Santri Hingga Wartawan

Almarhum KH Hasyim Muzadi dikenal sebagi sosok dekat dengan semua kalangan

Almarhum KH Hasyim Muzadi dikenal sebagi sosok dekat dengan semua kalangan.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Almarhum KH Hasyim Muzadi dikenal sebagi sosok dekat dengan semua kalangan.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Khariri Makmun Lc MA*

Selasa 16 Maret 2021 lalu, diperingati Haul ke-4 KH Hasyim Muzadi. Banyak sekali tulisan-tulisan yang beredar di media utk mengenang kepergian Kiai Hasyim Muzadi. Baik dari santrinya, teman dekat dari kalangan NU maupun luar NU, bahkan lawan politik. Semua mengenang dan memberi catatan baik untuk Kiai Hasyim yang akrab kita panggil abah. 

Baca Juga

Pembawaanya yang kalem, sejuk, perawi ‘hadits’ humor dan selalu membimbing sehingga membuat semua orang betah berjam-jam bercengkrama dengan abah. Beliau tidak memberi jarak dengan siapapun, baik pejabat, tokoh, wartawan bahkan OB di PBNU semuanya merasa dekat. Semua merasa dijadikan orang penting dimata abah. Itulah yang membuat semua orang merasa kehilangan.  

Bahkan oleh anak-anak muda, terkadang nama abah ‘dijual’ dalam sebuah proposal. Seolah-olah abah sedang punya hajat acara dan butuh bantuan dari pihak ketiga. Padahal itu hanya trik anak-anak muda untuk mendapat sumbangan dari perusahaan maupun BUMN. Dengan proposal yang mencantumkan nama abah mereka meraup hasil sumbangan cukup fantastis. Inilah pekerjaan anak-anak muda yang membawa-bawa nama Kiai Hasyim demi mendapatkan fulus dari hasil jual proposal.  

Ketika ada yang melaporkan bahwa nama abah dibawa-bawa untuk sebuah proposal sumbangan dan menghasilkan banyak uang, beliau tidak marah, bahkan sambil terkekeh beliau bilang "berarti nama abah masih laku". Orang hidup harus memberi manfaat buat orang lain.  

Santri abah di pesantren Al-Hikam Malang sering tertangkap karena melanggar lalu lintas, ketika ditangkap polisi, mereka bilang, “Saya santri Kiai Hasyim pak, mohon maaf kalau melanggar,” karena nama besar pak Hasyim maka santri pun dilepas polisi bahkan diberi sangu. Baru kali ini ada orang melangggar lalu lintas, bukannya polisi meminta uang, tapi malah memberi uang secara sukarela.  Lalu pak polisi titip salam untuk abah. Lagi-lagi nama Kiai Hasyim dibuat tameng untuk menutupi kesalahan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement