Kamis 18 Mar 2021 23:55 WIB

Kemenag Sultra Ajak Warga Baubau Jaga Toleransi 

Toleransi modal penting mencipta kerukunan penopang keamanan

Toleransi modal penting mencipta kerukunan penopang keamanan Toleransi (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Toleransi modal penting mencipta kerukunan penopang keamanan Toleransi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI— Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara mengajak kepada seluruh masyarakat khususnya warga Kota Baubau agar menjaga toleransi demi membangun kehidupan Bangsa Indonesia yang rukun, aman, dan damai.  

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara, Fesal Musaad, pada dialog Baubau Rukun kerja sama Pemda, Kemenag, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Baubau dengan tema "Menguatkan wawasan kebangsaan, keagamaan dan budaya untuk Baubau rukun dan damai, di Aula Palagimata Kantor Wali Kota Baubau, Rabu (17/3). 

Baca Juga

"Intinya di situ. Saya sering baca pendapat bahwa di dunia ini tidak ada karya yang lebih agung melebihi kita berjuang mewujudkan masyarakat yang aman, rukun, damai, sejahtera dalam bingkai nilai-nilai agama," katanya.

Menurutnya anugerah Tuhan terbesar untuk kemanusiaan adalah harmonisasi, toleransi dan kerukunan, sehingga penting bagi masyarakat membangun kehidupan rukun, aman dan damai.

"Tidak ada karya yang lebih agung. Bangunan-bangunan Rp100 triliun tidak penting kalau masyarakat tidak rukun dan damai. Kedamaian tidak akan terwujud kalau masyarakat tidak bersatu. Kesejahteraan tidak mungkin jadi kalau masyarakat hidup dalam perpecahan dan perseteruan," ujarnya.

Fesal juga mengaku memberikan apresiasi Wali Kota Baubau karena sangat antusias membangun kerukunan dan toleransi antarumat beragama melalui kearifan lokal Polima yang merupakan warisan leluhur."Para peluhur kita telah menitipkan pesan warisan. Polima itu kearifan lokal, akulturasi antaragama dan budaya," ujarnya.

Ia juga mengatakan, bahwa pihaknya yang menjadikan Polima sebagai materi bimbingan perkawinan bagi pasangan pranikah.

"Dengan Polima insya Allah keluarga akan rukun dan damai. Dengan Polima masyarakat akan sakinah,mawadah, warahmah. Dengan Polima tidak ada kekerasan dalam rumah tangga. Dengan Polima Kota Buton yang merupakan daerah transit akan aman rukun dan damai," katanya.

Wali Kota Baubau, AS Tamrin, yang juga menjadi pemateri pada kegiatan dialog tersebut mengatakan, Polima yang diadopsi dari "Sarapataanguna" yang merupakan falsafah Buton memiliki nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat."Menurut saya, kenyataan yang mencuat sekarang adalah persoalan mental. Makanya saya menggemakan Polima," ujarnya.

Ia menjelaskan, Polima yakni Pomamasiaka (saling menyayangi), pomaemaeaka (selalu merasa malu untuk berbuat negatif/tabu), popiapiara (saling memelihara, saling mengayomi, saling merawat, saling meindungi), poangkaangkataka (saling mengangkat harkat martabat, saling menyanjung, saling menghargai, saling menghormati), dan pobincibincikikuli (tidak saling mencubit jika akan sama merasakan sakit).

"Jadi 'Po' itu adalah awalan dalam kata perbuatan timbal balik. Jadi ada lima nilai dengan awalannya Po itu sehingga saya sebut Polima. Kelima-lima itu merupakan warisan budaya leluhur kita," jelasnya.

Kapolres Baubau, AKBP Zainal Rio Chandra Tangkari, menilai Baubau yang mempunyai kearifan lokal Sarapataanguna Polima harus dilestarikan, dibesarkan dan ditanamkan sehingga menggema. Karena pendidikan karakter sangat penting ditanamkan dari usia dini.

"Sebuah bangsa akan tercermin dari karakternya, bangsa itu akan maju ketika karakter pendidikannya baik sehingga bangsa itu akan bisa menghadapi tantangan dunia global," ujarnya.Di samping itu, menurutnya, bahaya radikalisme hingga terorisme itu merupakan ancaman nyata yang harus dihadapi bersama-sama. Radikalisme itu memiliki tujuan yang paling utama ingin mengubah dasar sebuah negara.

"Dasar negara kita adalah pancasila, Bineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI. Itu merupakan pilar dari negara kita. Oleh karenanya, kita harus mampu menghadapi radikalisme ini secara bersama-sama," ujarnya.

Pada kegiatan dialog yang dimoderatori Ketua FKUB Baubau Rusdin T itu hadir Sekda Baubau Roni Muhtar, Kepala Kemenag Baubau Rahman Ngkaali, sejumlah kepala OPD Pemkot Baubau, camat, lurah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement