REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pengepungan ketat Israel di Gaza membuat warga Palestina yang cacat kesulitan mendapat prostesis atau bagian tubuh buatan. Muhammad al-Khalidi (33 tahun) sudah kehilangan kakinya sejak 2015.
Kini, dia kesulitan bepergian karena tidak memiliki prostesis (kaki palsu). Muhammad baru lulus dari jurusan teknis medis dan memutuskan mencari solusi atas masalah yang ini.
“Saya terkejut ada beberapa aturan ketat. Termasuk biaya tinggi dan pencegahan peralatan masuk ke Gaza,” kata Muhammad, dilansir Middle East Eye, Jumat (19/3).
Dia membutuhkan oven medis dan ruang hampa untuk membuat cetakan dari bentuk anggota badan yang dibutuhkan. “Saya mulai berkomunikasi dengan teman insinyur dan pakar di bidangnya di luar negeri. Saya menemukan alternatif dari masalah ini dengan membuat peralatan sendiri,” ujar dia.
Dia terus bereksperimen untuk mencoba menemukan jalan keluar dari blokade dan menemukan bahan baku alternatif yang bisa digunakan untuk membuat prostesis. Muhammad menyebut dia mampu menghasilkan anggota badan palsu yang memenuhi spesifikasi internasional sambil menghemat lebih dari 60 persen biaya barang impor yang dibutuhkan untuk perdagangan.
Dia berharap, ini akan memungkinkan lebih banyak pasien mengakses perawatan medis karena situasi keuangan keluarga di Gaza yang sulit. Setelah dipasangi anggota tubuh baru mereka, pasien dikirim ke departemen ortopedi dan fisioterapi untuk melatih dan mempelajari cara menggunakan prostetis baru mereka. Kelompok hak asasi manusia memperkirakan saat ini ada 3.000 orang di Gaza yang diamputasi dan membutuhkan kaki palsu serta perawatan lanjutan.