REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Regulator obat-obatan Inggris telah menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca aman digunakan. Tidak ada bukti yang menunjukkan adanya hubungan ke penggumpalan darah yang telah dilaporkan pada beberapa penerima suntikan.
Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) mengatakan bahwa manfaat vaksin dalam mencegah Covid-19 jauh lebih besar daripada risiko terkait.
Ia menambahkan bahwa mereka sedang menyelidiki jenis pembekuan darah yang sangat langka di dalam otak dari lima orang di Inggris yang menerima vaksin tersebut, meskipun tidak ada hubungan sebab akibat yang dibuat dengan suntikan tersebut.
Peristiwa tromboemboli ini juga telah dicatat di Jerman dan Norwegia. Keduanya telah menangguhkan penggunaan vaksin di tengah tinjauan yang sedang berlangsung.
MHRA bermaksud untuk menilai lima laporan dari pria berusia 19 hingga 59 tahun yang mengalami pembekuan di pembuluh darah otak mereka bersama dengan penurunan jumlah trombosit darah. Salah satu dari lima orang itu telah meninggal.
Regulator mengatakan sedang melihat kasus-kasus tersebut, tetapi menekankan bahwa kejadian tersebut sangat jarang terjadi dan ada kemungkinan hal itu disebabkan oleh Covid itu sendiri.
Dikatakan bahwa penggunaan vaksin, yang sejauh ini telah diberikan kepada sekitar 11 juta orang di Inggris, harus dilanjutkan sementara lima laporan diselidiki.
"Bukti yang ada tidak menunjukkan bahwa pembekuan darah di vena (tromboemboli vena) disebabkan oleh Vaksin Covid-19 AstraZeneca," kata MHRA, dilansir di Independent, Jumat (19/3).
"Tinjauan lebih lanjut dan rinci ke dalam lima laporan Inggris tentang jenis bekuan darah yang sangat langka dan spesifik di vena serebral (trombosis vena sinus) yang terjadi bersamaan dengan penurunan trombosit (trombositopenia) sedang berlangsung," tambah pernyataan tersebut.