REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Saat ini potensi kopi dan kakao di Banyuwangi terus dikembangkan. Untuk meningkatkan potensi tersebut, Pusat Edukasi Kopi dan Kakao bernama Klinik Pusoko Wangi pun didirikan di Banyuwangi.
Klinik Pusoko Wangi telah diresmikan oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, beberapa waktu lalu. Lokasi klinik ini terletak di kawasan Rumah Kreatif Banyuwangi. Klinik dikelola langsung oleh Komunitas Kopi Kakao Banyuwangi (Kokawangi) yang berada di bawah pembinaan Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi.
Bupati Ipuk mengatakan, Klinik Pusoko Wangi disediakan untuk masyarakat yang ingin belajar tentang pengolahan kopi dan kakao dari hulu hingga hilir. Kokawangi akan menjadi tutor bagi masyarakat yang ingin mengembangkan usaha kopi dan kakao.
"Komunitas Kokawangi sendiri terdiri dari petani kopi, pemilik kedai kopi, sampai pecinta kopi," jelas Ipuk.
Menurut Ipuk, ilmu tentang kopi dan coklat akan terus berkembang. Oleh sebab itu, dia berharap, Klinik Pusoko Wangi tidak hanya menjadi tempat memberi edukasi kepada masyarakat. Namun juga akan menjadi wadah saling belajar bagi Kokawangi maupun siapa pun yang tertarik yang datang.
Ipuk berharap Kokawangi bisa menjadi referensi bagi mereka yang ingin tahu tentang kopi dan coklat Banyuwangi. Sebab, saat ini dua komoditas tersebut merupakan andalan di Banyuwangi.
Dengan adanya Klinik Pusoko Wangi, wisatawan tidak perlu repot untuk mencari kedai demi menikmati kopi. "Kami sediakan lokasi ini yang sangat nyaman dan dikelola oleh para pegiat kopi dan coklat Banyuwangi," jelasnya dalam pesan resmi yang dirilis Pemkab Banyuwangi, Jumat (19/3).
Sementara itu, Ketua Kokawangi Verdiyanto Wellya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemkab. Hal ini karena pemkab telah memberikan tempat kepada pegiat kopi serta coklat. Dengan demikian, dia bersama pegiat lainnya bisa tetap mengembangkan diri di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, komunitasnya turut memperoleh fasilitas alat roasting sehingga bisa dimanfaatkan.